Aziz Mudakir (10422053)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
03-Desember -2012
Seperti Kita telah ketahui bahwa agama telah mengubah sebuah kebudayaan secara signifikan, Agama juga menentukan sebagian dari perkembangan sebuah Kebudayaan. Bagaimana nilai-nilai dan idialisme Agama mempengaruhi sebuah Kebudayaan. Hal ini mulai dari arsitektur hingga tata politik. Mengatur berbagai segi dari Sains dan perdagangan.
Sebaliknya bahwa mau tidak mau budaya mempengaruhi peraktek agama yang ada meskipun tidak sampai mengubah inti ajaran agama, tetapi tidak sedikit suatu peraktek agama akan terpengaruh dari nilai-nilai budaya dimana agama itu di anut. Bangunan- bangunan tempat ibadah di sesuaikan dengan arsitektur budaya yang ada, khotbah dan ceramah menggunakan bahasa yang di kenal masyarakat, bahkan dalam Ushul Fikih penyerapan nilai- nilai budaya bisa di gunakan sebagai landasan hukum.
Hal tersebut tidak bisa di hindari, karna dunia bersifat dinamis, Budaya mempengaruhi ajaran agama dan budaya terpengaruh dari agama. Keduanya saling mempengaruhi dan terpengaruh juga dengan faktor-faktor lain seperti politik dan semacamnya.
- Nah untuk menjawab pertanyaan diatas perlu di kaji beberapa teori dari berbagai kalangan. Karna ada yang mengatakan agama itu kebudayaan dan ada juga yang mengatakan tidak.
1. Kalangan yang mengatakan Agama itu kebudayaan
Mereka beralasan bahwa peraktek agama itu tidak terlepas dari kebudayaan, misalnya tatanan ibadah umat hindu di Bali, tentu ketika kita melihat orang bali disana sangat sulit membedakan antara agama, adat-istiadat, tradisi, seni budaya sulit dibedakan dan dipisahkan dari ritual agama, karena semuanya lebur dalam satu kesatuan yang utuh dan padu [terintegrasi]. Upacara peribadatan, tabuhan, nyanyian, adat istiadat dan tradisi serta kesenian saling berkait secara utuh. Upacara-upacara keagamaan disertai dengan sajian, tarian, nyanyian, seni dan sebagainya. Di sini dapat dikatakan bahwa kebudayaan sama dengan agama, artinya agama tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan, karena keduanya menyatu.(Hujair Sanaky)
Muhammad Hatta, mengatakan bahwa agama merupakan bagian dari
kebudayaan: “Kebudayaan adalah ciptaan hidup daripada suatu bangsa.
Kebudayaan banyak sekali macamnya. Menjadi pertanyaan apakah agama itu suatu ciptaan manusia atau tidak. Keduanya bagi saya bukan soal. Agama adalah juga suatu kebudayaan, karena dengan beragama manusia dapat hidup dengan senang. Karenanya saya katakana agama adalah suatu bagian daripada kebudayaan…
Dalam agama kristen bahwa Agama sama dengan kebudayaan. Seperti Y.B. Sariyanto Siswosoebroto [seorang Katolik yang sudah masuk Islam], menyatakan “kalau kita mengikuti dengan cermat perubahan-perubahan yang terdapat dalam Gereja, maka keseimpulannya bahwa agama sama dengan kebudayaan, Sebagai contoh, beliau mengatakan bahwa sebelum Konsili Vatikan II, Kurban Missa [kebatinan] memakai bahasa Latin, sedangkan sesudah Konsili Vatikan II, dengan sedikit demi sedikit Missa memaakai bahasa setempat. Kesenian daerah masuk ke dalam Kurban Missa, seperti gamelang, sendratari dan lain-lain, sehingga orang ke Gereja bukan saja mengikuti Kurban Missa tetapi juga menikmati sendratari. Penemuan-penemuan dan percobaan-percobaan baru dimasukkan ke dalam liturgy [kebaktian]. Misalnya: Gereja Pugeran Yogyakarta, Pastor dengan memakai pakaian kejawen lengkap dengan keris mempersembahkan Missa. Tanda pengenal bahwa dia seorang Pastor hanya pada stola yang dikalungkan ke lehernya.
Dalam islam yang di anut di Indonesia juga tidak terlepas dari unsur kebudayaan. Misalnya ketika lahir langsung memeluk Agama Islam karna orang tua, dan ketika ada tahlilan, Kemudian ketika malam takbiran berlangsung umat Islam membawa oncor dan berkeliling kampung seraya mengumandangkan takbir. Dari pihak lain sulit mengambil kesimpulan, apakah itu ibadah ataukah kebudayaan.dan masih banyak lagi contoh yang lain.
2. Kalangan yang mengatakan Agama itu bukan merupakan Kebudayaan.
Mereka beralasan bahwa Agama itu di ciptakan oleh tuhan dan bukan manusia,hal ini di kemukakan oleh agama abrahamik.
Dalam tradisi Abrahamik Agama seringkali di pandang sebagai hukum yang di turunkan Tuhan pada Manusia, Kalau agama di ciptakan Manusia sama saja mengingkari dasar dari kepercayaan itu
Dalam Agama Islam, bahwa Islam adalah wahyu. Jadi bukan satu system teology, karena logi =ilmu, science, studies. Dan Islam bukanlah ilmu, Karen ilmu adalah salah satu cabang daripada kebudayaan, dan ciptaan manusia. (Endang Saifuddin Anshari,
1980:50)
Islam selamanya adalah agama dari sejak diturunkan sampai sekarangdan sampai hari akhir. Islam tidak pernah berkembang menjadi peradaban tetapi Islamlah yang membentuk dan menumbuhkan peradaban atau kebudayaan dalam masyarakat [Faisal Ismail,1998:46].
Suatu hal yang perlu mendapatkan penekanan adalah bahwa agama Islam dan kebudayaan Islam adalah berbeda, artinya masing-masing berdiri sendiri [agama=wahyu; kebudayaan = produk akal]. Tentu saja harus ada saling kait antara keduanya agar tetap menjadi kebudayaan Islam (hujair Sanaky)
Dalam Islam, unsur-unsur kebudayaan “terlarang masuk ke dalam [ajaran] agama”. Misalnya saja, orang dapat melakukan shalat langsung kepada Allah tanpa disertai media nyanyian, tarian, saji-sajian, dan unsurunsur kebudayaan lainnya. Dengan demikian, agama Islam tetap terpelihara dan terjaga kemurnian dan keasliannya, tidak tercampuri oleh adanya anasiranasir kebudayaan yang hendak menyusup dan disusupkan ke dalam agama. Maka, setiap unsur kebudayaan yang hendak menyusup dan disusupkan ke dalam agama ia pasti ditolak dan akan diketahui karena agama Islam dapat dibedakan dengan hal-hal yang bukan agama
Dalam agama Islam cara orang shalat dari dulu hingga sekarang dan yang akan datang tetap sama. Unsur-unsur kebudayaan boleh dimasukkan dalam agama kalau itu hanya menyangkut dengan masalah teknis tanpa merubah inti agama itu sendiri (hujair Sanaky)
Untuk menyingkapi hal tersebut tidak perlu menjadi perdebatan panas dan keras karna bukan jadi permasalahan bagi kita, yang perlu Dipermasalahkan yaitu orang yang gak mau menjalankan syariat agama dan kebudayaan.
Kalau timbul pertnyaan antara agama dan kebudayaan kedudukanya lebih tinggi mana??
Dari segi hakekat tentu lebih tinggi agama, karna agamalah yang mempengaruhi budaya, dan agama yang menumbuhkan kebudayaan.
Dari segi syariat tentu lebih tinggi Budaya, karna budayalah yang lebih berperan dalam kehidupan sehari- hari