Teheran - Dunia internasional kompak mengecam dan menolak rencana yang diungkapkan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengakhiri konflik di wilayahnya. Namun pemerintah Iran menyatakan dukungan bagi Presiden Assad.
"Republik Islam...mendukung Presiden Bashar al-Assad yang memprakarsai solusi komprehensif bagi krisis Suriah," ujar Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dalam pernyataanya di situs resmi Kementerian Luar Negeri, seperti dilansir Asia One, Senin (7/1/2013).
"Rencana Presiden Assad mencakup solusi yang menolak kekerasan dan terorisme dan segala bentuk intervensi asing di negaranya, serta menyertakan proses politik yang komprehensif," imbuhnya.
Diketahui bahwa Iran merupakan sekutu paling dekat bagi Suriah. Bahkan Iran sudah memberikan bantuan ekonomi dan saran militer kepada Suriah yang selama ini dilanda konflik berkepanjangan. Selain itu, Iran melihat Presiden Assad sebagai 'benteng' dalam melawan Israel yang menjadi rival utama mereka.
Pada Minggu (6/1), Presiden Assad menyampaikan pidato pertamanya dalam beberapa bulan terakhir. Dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh televisi nasional Suriah tersebut, Assad menawarkan 'solusi' yang menurutnya bisa mengakhiri konflik di Suriah.
Solusi tersebut termasuk penyeruan penghentian kekerasan, dialog dengan kelompok oposisi yang bisa diterima, dan bersumpah untuk memberantas kelompok-kelompok yang disebutnya sebagai 'teroris' dan penyokong asing mereka.
Terhadap tawaran-tawaran Assad tersebut, kelompok oposisi dan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) dengan segera menolak. Mereka bahkan menyebut tawaran Assad tersebut hanya dimaksudkan untuk memperkuat kekuasaannya atas Suriah. Bahkan Presiden Mesir Mohamed Morsi mendukung desakan rakyat Suriah agar Presiden Suriah Bashar al-Assad diadili atas kejahatan perang.
Krisis Suriah yang sudah berlangsung selama 21 bulan ini, menurut PBB, telah merenggut lebih dari 60 ribu nyawa.