DALAM sejenak pemberhentian kita dapat merasakan bahwa harapan itu selalu ada bagi bangsa kita di tangan para pemudanya. Demokrasi yang menyediakan ruang terbuka untuk berdiskusi dan menyatakan pendapat secara bebas telah melahirkan banyak penggagas ide kebaikan untuk bangsanya. Berbagai forum diselenggarakan, rubrik khusus mahasiswa di berbagai surat kabar disediakan dan hampir setiap hari diskusi politik dan kenegaraan mewarnai kehidupan pemuda. Pendeknya, pemuda sekarang memiliki jangkauan informasi dan cakrawala wawasan yang luas sebagai modal utama seorang mahasiswa yang di pundaknya dibebankan masa depan bangsa ini.
Keadaan tersebut jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh para pemuda sebelum masa kemerdekaan maupun pada masa orde baru. Tidak tersisa tempat untuk berdiskusi dan berbicara secara bebas baik tentang agama, budaya ataupun sekedar pembicaraan masalah keilmuan. Apalagi berbicara mengenai politik dan kenegaraan, nyawa bisa menjadi taruhan. Sehingga segala bentuk pembicaraan, diskusi dan bentuk-bentuk perjuangan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan strategis. Kondisi tersebut akhirnya menempatkan para pemuda dalam sebuah titik yang sangat susah dijumpai di masa sekarang, yaitu ketika para pemuda selalu berusaha untuk menepati janji, bertepat waktu dan tidak banyak bicara.
Sesungguhnya yang diperjuangkan oleh para pemuda di zaman pra-kemerdekaan dan di masa-masa orde baru bukanlah sebuah suatu kondisi di mana mereka dapat bicara dengan bebas tanpa batasan. Bagi mereka, keterbatasan-keterbatasan yang diciptakan oleh kolonial dan pemerintah orde baru bukan sebuah masalah yang diprioritaskan untuk diselesaikan, karena mereka memang sudah terbiasa bergerak sebagai manusia-manusia yang efisien dan tidak banyak bicara. Karena memang sejatinya perjuangan itu bisa dilakukan dalam kondisi apa pun dan para pejuangnya tidak menuntut medan juang
untuk menyesuaikan diri dengan kapasitasnya, justru mereka yang menyesuaikan diri dengan medan perang.
Maka jika demikian halnya, para pemuda sekarang seharusnya belajar bahwa kondisi kebebasan beraktivitas dan berpendapat ini merupakan sebuah medan juang yang landai dan memberi banyak kemudahan. Pertanyaannya adalah apa yang diperjuangkan, kondisi seperti apa yang hendak dicapai oleh para pemuda? Sampai sekarang tidak ada satu pun narasi besar yang konkret yang mampu memberikan gambaran tentang apa yang hendak dicapai oleh para pemuda. Jika memang para mahasiswa adalah agen perubahan, perubahan apa yang hendak dicapai? Apakah memang gaya bertarung para pemuda adalah menyesuaikan diri dengan musuhnya? Artinya pemuda hanya akan berjuang jika ada masalah dan tidak memiliki treknya sendiri untuk memperjuangkan sesuatu yang hendak dicapai?
Apakah benar bahwa para mahasiswa akan selalu berada di luar pagar menjadi lawan abadi para penguasa? Jika demikian halnya maka para pemuda atau mahasiswa sebenarnya terbelenggu oleh pemikirannya bahwa seakan-akan bangsa kita akan selalu berada dalam kekuasaan kezaliman. Bukankah nanti akan tiba saatnya ketika para pemuda tanpa menunggu tua mendapat giliran memimpin negeri ini? Atau memang tidak demikian?