Berikut adalah jawaban temen-temen PAI 2010 dalam menjawab soal Metodologi Studi Islam tentang PERKEMBANGAN ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DLM STUDI ISLAM yang di ampu oleh Bapak Hujair
Hari; Rabu
Tanggal; 24 April 2013
1. Bagaimana pandangan saudara tentang dimensi islam, iman, dan ihsan
dalam studi Islam. Bagaimana dan atau pendekatan apa yang dapat
digunakan dalam melakukan kajian terhadap tiga aspek ini.
2.
Dalam studi Islam saudara mengenal berbagai aliran pemikiran yang
berkembang, seperti; aliran kalam; aliran fikih; aliran filsafat dan
tasawuf. Bagaimana pandangan saudara dan pendekatan serta metode apa
yang dapat digunakan dalam mengkaji aliran-aliran tersebut.
Nama : Desy Mega Sari 10422046
1. Rasulullah bersabda :
“Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain
Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan
sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika
engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”
“Iman itu
ialah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar;
yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup
perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati.
“Ikhsan
yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka
apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
mengatakan yang maknanya, Bila dibandingkan dengan iman maka Ihsan itu
lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus
daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan.
Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari
substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang
yang mencapai derajat iman. Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di
dalamnya iman dan islam. Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih
istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang
mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang
lain… (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm.
63)
Dari penjelasan diatas, pendekatan yang digunakan untuk
mengkaji tiga aspek diatas adalah pendekatan historis dan filosofis.
Mengapa menggunakan pendekatan historis? Karena jika di lihat dari
kacamata sejarahnya, saat itu Rasul bersabda saat ada malaikat jibril
yang menyamar sabagai wujud lelaki yang tidak dikenal dan dia menanyakan
tentang Islam, Iman dan Ikhsan. Setelah beliau menjawab berbagai
pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu
kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob,
“Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?” Maka Umar
menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda,
“Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk
mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin
rohimahulloh mengatakan: Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil
bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama
(Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam yang kita anut ini
mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan.
Kemudian mengapa
menggunakan pendekatan filosofis,karena dilihat dari filosofinya
terdapat keterkaitan antara Islam, Iman dan Ikhsan yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
2. Berbagai macam
aliran dalam studi islam memberi warna tersendiri dalam dunia
pendidikan islam, khususnya metodologi studi islam. Menurut saya,
aliran-aliran tersebut justru memberi dampak yang positiv dalam
perkembangan studi islam. Jadi tidak hanya terpaku pada satu aliran
saja,karena pemikiran orangpun berbeda-beda.
Untuk mengkaji
aliran-aliran seperti aliran kalam, fiqh, filsafat dan tasawuf yang
paling tepat menurut saya yaitu menggunakan pendekatan filosofis karena
lebih mencari hakikat sesuatau dan menautkan hubungan sebab akibat dari
segala sesuatu yang terjadi.
Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam memahami ajaran agama adalah pendekatan filosofis.
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau
paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat
mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai
paradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran
sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu, tidak ada persoalan
apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian
legalistic atau penelitian filosofis.
Azizah Nur Latifah AZIZAH NUR LATIFAH (10422020)
Bismillahirahmanirahim...
Islam agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.Berpedoman pada kitab
suci Alquran yg diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt. Dimensi
Islam mempunyai lima penyangga (rukun): Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa
Ramadhan dan Haji.
Dari segi kebahasan Islam berasal dari bahasa
Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan
damai. Kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti
berserah diri masuk dalam kedamaian.
Menurut bahasa iman berarti
pembenaran dalam hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah
membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan. Iman ialah meyakini dalam hati, melakukan dengan ucapan
dan di perjelas dengan perbuatan.
Ihsan adalah ajaran tentang
penghayatan pekat akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan
diri sebagai sedang menghadap dan berada di depan hadirat-Nya ketika
beribadat.
Dari ketiga dimensi tadi, dapat kita lihat menggunakan Pendekatan Teologi Dalam Islam .
a. Pendekatan Normatif
Dari berbagai pendekatan-pendekatan teologis yang ada, pendekatan
teologis normatif merupakan salah satu pendekatan teologis dalam upaya
memahami agama secara harfiah.
b. Pendekatan Antrophosentris
sebagai Suatu Alternatif upaya untuk mengatasi tindak kekerasan yang
terjadi di antara umat beragama atau umat seagama yang berbeda madzhab.
Rabu pukul 20:09 melalui seluler · Suka
Deni Insanna Nama : Deni Insana
NIM : 10422009
1. Dimensi –dimensi Islam yang dimaksud pada bagian ini adalah
keislaman seseorang, yaitu iman, islam dan ihsan. Nurcholish Madjid
menyebutnya sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Dimensi-dimensi Islam
berawal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan
Imam Muslim dimuat dalam masing-masing kitab sahihnya yang menceritakan
dialog antara Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril tentang trilogi
ajaran Ilahi:
“ Nabi Muhammad Saw keluar dan (berada di sekitar
sahabat) seseorang datang menghadap beliau dan bertanya: “ Hai Rasul
Allah, apakah yang dimaksud dengan iman? “ Beliau menjawab: “ Iman
adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan
dengan-Nya, para utusan-Nya, dan percaya kepada kebangkitan.” Laki-laki
itu kemudian bertanya lagi: “ Apakah yang dimaksud dengan Islam? “
Beliau menjawab: “ Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak musyrik
kepada-Nya, engkau tegakkan salat wajib, engkau tunaikan zakat wajib,
dan engkau berpuasa pada bulan Ramadhan.” Laki-laki itu kemudian
bertanya lagi: “ Apakah yang dimaksud dengan ihsan?” Nabi Muhammad Saw
menjawab: “ Engkau sembah Tuhan seakan-akan engkau melihat-Nya; apabila
engkau tidak melihat-Nya maka (engkau berkeyakinan) bahwa Dia
melihatmu...” (Bukhari, I, t.th: 23).
Hadits di atas memberikan
ide kepada umat Islam Sunni tentang rukun iman yang enam, rukun Islam
yang lima, dan penghayatan terhadap Tuhan yang Maha hadir dalam hidup.
Sebenarnya, hal itu hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
Antara yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan.
Setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak
absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan
adalah mustahil tanpa Islam. Dalam penelitian lebih lanjut, sering
terjadi tumpang tindih antara tiga istilah tersebut: dalam iman terdapat
Islam dan ihsan; dalam Islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan
terdapat iman dan Islam. Dari sisi itulah, Nurcholish Majdid (1994: 463)
melihat iman, Islam dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.
adapun pendekatan yang dipakai adalah normatif, karena menjalanksn suatu
kebaikan dalam kehidupan berdasarkan aturan2 agama yang saling
berkaitan satu sama lain.
2. Membahas aliran-aliran dalam
pemikiran islam dan sejarahnya, maka tak lain membahas agama islam itu
sendiri. Dalam sebuah perguruan tinggi, aliran-aliran atau ajaran ajaran
itu biasa disebut dengan studi islam. Di kalangan para ahli masih
terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi islam (agama)
dapat dimasukkan kedalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat
karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Ilmu kalam,
filsafat, dan tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari persentuhan umat
Islam dengan berbagai masalah sosiokultural yang dihadapi oleh
masyarakat sedang berkembang kala itu mencari dan mempertahankan
kebenaran. Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang telah berhasil
mempertahankan kebenaran mereka masing- masing, walaupun dengan cara
atau jalan yang ditempuh berbeda.
pemikiran dan metode yang
digunakan adalah Pendekatan interdisipliner yang merupakan kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan sejumlah pendekatan/sudut pandang dalam
studi, misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan
normatis secara bersamaan.
Hakiem Deskam (ABDUL HAKIM : 10422036)
1. Dalam pemikiran studi islam, terdapat dimensi – dimensi dan aliran –
aliran yang menjadi tuntunan bagi umat islam. Dalam pemikiran Islam
terdapat berbagai macam dimensi, diantaranya Islam, Iman, dan Ihsan.
Dimana dimensi – dimensi ini menjadi sebuah rujukan ajaran dalam islam
untuk mencapai keimanan yang hakiki. Dalam iman, islam. Manusia
diajarkan untuk melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat menambah dan
memperkuat iman mereka. Dengan menjalankan dimensi ini manusia dapat
mencapai derajat paling tinggi dari mulai awal hingga mencapai puncak
hakikat. Sedangkan dalam aliran-aliran pemikiran islam, terdapat
beberapa aliran seperti aliran kalam, aliran fiqh, aliran tasawuf, dan
aliran filsafat. Kesemua aliran ini merupakan suatu pegangan,
kepercayaan, dan tuntunan yang dijalankan oleh seseorang supaya hidupnya
menjadi terarah.
Adapun pendekatan tiga aspek tersebut sepert
yang telah dijelaskan oleh Imam al-Syahrastani. Beliau menjelaskan bahwa
Islam adalah menyerahkan diri secara lahir. Oleh karena itu, baik
mukmin maupun munafik adalah Muslim. Sedangkan iman adalah pembenaran
terhadap Allah, para utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat dan
menerima qadla dan qadar. Integrasi antara iman dan Islam adalah
kesempurnaan (al-kamal). Atas dasar penjelasan itu, ai-Syahrastani juga
menunjukkan bahwa Islam adalah pemula; iman adalah menengah; dan ihsan
adalah kesempurnaan. Meskipun tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar,
umat Islam telah memakai suatu kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran
Ilahi di atas ke dalam tiga bidang pemikiran Islam: pertama, iman dan
berbagai hal yang berhubungan dengannya diletakkan dalam satu bidang
pemikiran, yaitu teologi (ilmu kalam); kedua, persoalan Islam dijelaskan
dalam bidang syari’at (fikih); dan ketiga, ihsan dipandang sebagai akar
tumbuhnya tasawwuf
2. Pandangan saya terhadap aliran kalam,fiqih, filsafat dan tasawwuf.
Pada dasarnya semuanya didasarkan kepada tradisi intelektual islam
tekstual kearah kontekstual. Jika kalam lebih mengkaji aspek teologi
yang mendasarkan pada upaya manusia memahami penciptanya dengan
menggunakan penafsiran burhani kearah konten permasalahan keimanan
seseorang. Fiqih memberikan metodologinya melalui kajian ushul
fiqih,qawaidul sar’iyah yang berupa menterjemahkan teks menjadi
pemikiran madhab2 yang dipergunakan dalam ritual keagamaan. Filsafat
berupaya mencari akar pertemuan islam dengan realitas yang memakai
tafsir birra’yi seperti pemikirannya ibnu al’arabi. Tasawwuf mendalami
kajiannya dalam dunia sufistik arahnya dalam amal perbuatan manusia
melalui konsep mahabbah,ma’rifat dan hakikat kejadian manusia.
Aliran teologis/kalam. .
Pendekatan teologi dalam pemahaman agama merupakan pendekatan yang
menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang
masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol tersebut mengklaim dirinya
sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya sebagai salah. Dalam
keadaan demikian terjadilah proses saling mengkafirkan saling
menyalahkan dan seterusnya. Antara satu aliran dan aliran lainnya tidak
terbuka dialog atau saling menghargai, yang ada hanyalah ketertutupan
dan terjadilah pengkotak-kotakan.
aliran Fiqih
Hadits Nabi
dan Atsar para sahabat, pusatnya di Madinah, sehingga memudahkan para
ulama Madinah untuk mendasarkan pemikirannya kepada teks Hadits.
Kejadian-kejadian dan pristiwa-pristiwa yang terjadi di Madinah lebih
sedikit dibanding dengan peristiwa-peristiwa di Irak. Masyrakat Madinah
merupakan masyarakat badawi yang jauh dari polemik dan retorika filsafat
dan logika (mantiq) seperti yang terjadi di Irak.
2. Aliran Ahli Fiqh (Madrasah Ahl Al-Fiqh)
Metodologi yang digunakan Pemikir Fiqh di Irak lebih banyak didasarkan
atas pemikiran rasional, mereka jarang masuk dalam wilayah penafsiran
Al-Quran selain yang berkaitan dengan masalah-masalah fiqh; sebagaimana
mereka juga banyak menukil pendapat para seniornya dari kalangan
sahabat;
Mereka tidak banyak memiliki narasi dari koleksi Hadits
dan riwayat sahabat seperti yang ada di Madinah, sehingga berdampak
terhadap upaya mereka untuk memaksimal daya nalar dengan ijtihad;
Rasionalisme
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio
adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria
kebenaran berbasis pada intelektualitas. Strategi pengembangan ilmu
model rasionalisme, dengan demikian, adalah mengeksplorasi gagasan
dengan kemampuan intelektual manusia.
Empirisme
Empirisme
adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan kemunculan ilmu
pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan bahwa ilmu
pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa yang dapat diamati dan
diuji. Oleh karena itu, aliran empirisme memiliki sifat kritis terhadap
abstraksi dan spekulasi dalam membangun dan memperoleh ilmu. Strategi
utama pemerolehan ilmu, dengan demikian, dilakukan dengan penerapan
metode ilmiah.
Realisme
Dalam pemikiran filsafat, realisme
berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman inderawi
ataupun gagasan yang tebangun dari dalam. Dengan demikian realisme
dapat dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadap gagasan ekstrim
idealisme dan empirisme.
Idealism
Idealisme adalah tradisi
pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa doktrin tentang realitas
eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia.
Dengan kata lain kategori dan gagasan eksis di dalam ruang kesadaran
manusia terlebih dahulu sebelum adanya pengalaman-pengalaman inderawi.
Pandangan Plato bahwa semua konsep eksis terpisah dari entitas materinya
dapat dikatakan sebagai sumber dari pandangan idealism radikal.
Positivisme
Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan sosial yang
menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis
dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan
oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan
oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun
ilmu pengetahuan yang diabdikan.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah mashab pemikiran filsafat ilmu yang dipelopori oleh
C.S Peirce, William James, John Dewey, George Herbert Mead, F.C.S
Schiller dan Richard Rorty. Tradisi pragmatism muncul atas reaksi
terhadap tradisi idealis yang dominan yang menganggap kebenaran sebagai
entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatisme
berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu
pengetahuan transendental dan menggantinya dengan aktifitas manusia
sebagai sumber pengetahuan.
Aliran tasawwuf
Harun
Nasution, guru besar dalam bidang Teologi dan Filsafat Islam juga
menaruh perhatian terhadap penelitan di bidang tasawuf. Hasil
penelitiannya dalam bidang tasawuf ia tuangkan antara lain dalam bukunya
berjudul Faslsafat dan Mistisisme dalam Islam, yang diterbitkan oleh
Bulan Bintang, Jakarta, terbitan pertama tahun 1973. Penelitian yang
dilakukan Harun Nasution pada bidang tasawuf ini mengambil pendekatan
tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk
dekat pada Tuhan, zuhud dan station-station lain, al-mahabbah,
al-ma’rifah, al-fana’ dan al-baqa, al-ittihad, al-hulul dan wahdat
al-wujud.
Ardy Bustomi Kurniawan ardy bustomi kurniawan 10422003
assalamu'alaikum bapak...
bismillaah...
1. sebagai analogi, ada penelitian agama dan ada juga penelitian
keagamaan. penelitian agama lebih berfokus pada materi agama dan
memandang agama sebagai doktrin, sedangkan penelitian keagamaan berfokus
pada penitik beratan atau penempatan agama sebagai gejala sosial. maka,
begitu juga kata "studi islam", sehingga islam, iman, dan ihsan
merupakan fokus kajian dan merupakan lahan studi islam, karena studi
islam berfokus pada kajian materi islam itu sendiri. dengan sendirinya
islam, iman, dan ihsan ketika digunakan dalam menjalankan studi islam
akan membimbing pelakunya pada dataran in word working. tak dapat
disalahkan, karena memang itulah fokus kajiannya. pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengkaji tiga aspek tersebut adalah pendekatan secara
teologis normatif, yang memandang agama sebagai kebenaran yang muthlak
tanpa campur tangan manusia.sehingga agama dipandang menjadi sesuatu
final kesempurnaan tanpa kekurangan sedikitpun.namun pendekatan ini
harus pula didukung dengan pendekatan filosofis agar tidk terjebak pada
perlakuan ritual agama sebagai sebatas formalitas belaka tanpa tahu
makna substansinya.
2. materi-materi yang telah tersebut di atas
merupakan obyek kajian dari studi islam. materi-materi tersebut dapat
dijadikan sebagai obyek penelitian agama atau studi islam. materi-materi
memang perlu dan merupakan pintu bahkan alat-alat pokok dalam
mempelajari islam secara hakiki. tak dapat ditolak, karena materi-materi
tersebut merupakan kunci pokok dalam memahami literatur, manuskrip,
hingga kitab suci agama islam. tanpa materi-materi tersebut, kedalaman
pemahaman akan islam pun tak dapat diperoleh. sementara aliran-aliran
pada setiap materi tersebut merupakan hasil dari budaya dan pengaruh
sosio kultural tempat berpijak para pemikirnya. sehingga timbullah
aliran-aliran yang saling berbeda satu sama lain, justru ini merupakan
bukti kekayaan khazanah keilmuwan dunia islam. kebijaksanaan kitalah
yang menjadi otak dalam menyikapinya secara bijak. maka pendekatan yang
teopat digunakan untuk melakukan kajian pada aliran-aliran tersebut
adalah pendekatan sosio-kultural. karena memang para pemikir islam
ketika menelurkan buah berfikirnya tidaklah lepas dari pengaruh dan
kepentingan situasi sosial dan kultur atau kebudayaannya yang ada di
zaman dan tempat ia hidup.
alhamdulillaah...
wassalamu'alaikum...
Tian Aja M.Seftian.Akbar (10422010)
1.berbicara "dimensi" berarti kita membicarakan sebuah parameter atau
ukuran sebuah objek tertentu , kaitannya dengan dimensi iman, islam,
ihsan dalam hadist bukhori dan muslim meriwayatkannya abu hurairah, nabi
Muhammad SAW telah menjelaskan tentang makna dari ketiganya ... namun
menurut saya itu saja belum cukup , karena setiap orang mempunyaidalam
pemahaman yang berbeda dalam menanggapi sesuatu , namun itulah sebuah
perbedaan yang ada dan wajib menghargainya ..... adapun pendekatan yang
cocok adalah pendekatan historis dan filosofis , karena kejadian
munculnya hadist tersebut sudah lama sekali dan di adakan kajian
historisnya . kemudian mengapa pendekatan filosofis, karena ketiganya
merupakan sebuah kesatuan kolektif yang tidak bisa di pisahkan maka
perlu kiranya di kaji dari sisi filosofisnya ....
2. menurut
pndangan saya munculnya aliran-aliran pemikiran yang berkembang saat ini
seperti ilmu kalam, fiqh, dan tasawuf sangatlah membingungkan, sebabnya
menjadikan beban tersendiri bagi orang awam dan juga bagi kehidupan
kita . Namun hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka
satu yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada memang
benar adanya bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih
banyak daripada ayat yang sifatnya Qhat’i. Agar daya nalar yang dimiliki
oleh manusia berkembang.
adpun pendekatan yang pas dalam hal ini
adalah pendekatan filosofis , karena mencoba mencari sebuah paradigma
dari aliran pemikiran tersebut , jadi menurut saya pendekatan
filosofislah yang cocok ....
trima kasih
trima coment pak klo ada yg kurang pas ...
Aqu Rindu Djogja eka dewi rahayu 10422024
1. dimensi sndiri dapat diartikan sebagai pengukuran trhadap sifat atau
objek trtentu. arti islam sndiri adalah agama yg dibawa oleh nabi
muhammad asal kata yg berarti selamat Pemeluk agama Islam mengetahui
dengan pasti, bahwa Islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempuma
tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan menjadi mustahil tanpa iman, dan iman
tidak mungkin tanpa inisial Islam.
Ibnu Taimiyah menjelaskan
bahwa agama terdiri dari tiga serangkai unsur: islam, iman dan ihsan.
jadi dalam mngkaji 3 aspek ini dibutuhkan pndekatan teologi normatif
dimana smuany telah diatur sgi nilai yg kebenaranya mutlak dr nilai2
agama islam trsebut. dan juga mggunakan pndekatan filosofis dimana
perilaku ritual dan nilai2 agama tidak hnya dianggap sebagai formalitas
tapi ddlamnya mmiliki kandungan yg subtansinya benar2 sgat bermakna.
2. materi2 diatas adalah objek dari penelitian agama yang dimana
penelitian agama itu lebih mngacu pada isi atau materi agama itu sndiri.
pendekatan dan metode yg digunakan sosio kultural karena para pemikir2
islam dijamanya itu mlahirkan buah pemikiranya tidaklah lepas dari
pengaruh sosio kultural dimana mereka bertempat tinggal
Aziz Mudzakir II Aziz mudakir (10422053)
-Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung
arti selamat, sentosa dan damai. Dimensi Islam mempunyai lima penyangga
(rukun): Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa Ramadhan dan Haji.
-Iman ialah engkau percaya kepada Alloh, para malaikat, kitab-kitab, Rosul, hari akhir dan terhadap qodho’ dan qodar.
atau iman juga berarti mengucapkan dengan lisan, membenarkan dgn hati,
dan menjalankan dgn segenap anggota .tanpa sedikitpun keraguan di
dalamnya
-Ikhsan ialah beribadah kepada Alloh seolah-olah
engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah)
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
Dari penjelasan diatas, pendekatan yang digunakan untuk mengkaji tiga aspek diatas adalah pendekatan Normatif dan filosofis
2. aliran-aliran tersebut memberi dampak yang positiv dalam
perkembangan studi islam. ini merupakan bukti kekayaan keilmuwan dunia
islam .
pendekatan yang digunakan untuk melakukan kajian pada aliran-aliran tersebut adalah pendekatan sosio-kultural.
Ayuk Ika Kamsiyah siti kamsiah (10422013)
1.Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam [al-Islam]
tidak absah tanpa iman [al-iman], dan iman tidak sempurna tanpa ihsan
[al-ihsan]. Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga
tidak mungkin tanpa inisial Islam. Dalam telaah lebih lanjut oleh para
ahli, ternyata pengertian antara ketiga istilah itu terkait satu dengan
yang lain, bahkan tumpang tindih sehingga setiap satu dari ketiga
istilah itu mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dalam iman
terdapat Islam dan ihsan, dalam Islam terdapat iman dan ihsan dan dalam
ihsan terdapat iman dan Islam. Dari sudut pengertian inilah kita melihat
iman, Islam dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Islam adalah
inisial seseorang masuk ke dalam lingkaran ajaran Ilahi. Sebuah Ayat
Suci melukiskan bagaimana orang-orang Arab Badui mengakui telah beriman
tapi Nabi diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka bahwa mereka
belumlah beriman melainkan baru ber-Islam, sebab iman belum masuk ke
dalam hati mereka
Jadi, iman lebih mendalam daripada Islam, sebab
dalam konteks firman itu, kaum Arab Badui tersebut barulah tunduk
kepada Nabi secara lahiriah, dan itulah makna kebahasaan perkataan
"Islam", yaitu "tunduk" atau "menyerah." Tentang hadits yang terkenal
yang menggambarkan pengertian masing-masing Islam, iman dan ihsan, Ibn
Taimiyah menjelaskan bahwa agama memang terdiri dari tiga unsur: Islam,
iman dan ihsan, yang dalam ketiga unsur itu terselip makna kejenjangan:
orang mulai dengan Islam, berkembang ke arah iman, dan memuncak dalam
ihsan.
Ihsan dalam arti akhlaq mulia atau pendidikan ke arah
akhlaq mulia sebagai pucak keagamaan dapat dipahami juga dari beberapa
hadits terkenal seperti "Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk
menyempurnakan berbagai keluhuran budi" [tulisan Arab] dan sabda Beliau
lagi bahwa yang paling memasukkan orang ke dalam surga ialah taqwa
kepada Allah dan keluhuran budi pekerti." (hujair sanaky)
2.Tasawuf adalah suatu pengalaman [al-tajribah] spiriual, tingkah laku,
dan perasaan yang bersifat pribadi. Tingkah laku yang menjauhi segala
keinginan material dan segala hal-hal yang mempesona dan ditujukkan
untuk kesucian jiwa dan jasmani. “Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran
yang membicarakan kedekatan antara sufi [manusia] dengan Allah. Dalam
al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menunjukkan kedekatan manusia
dengan Allah, antara lain bahwa Allah itu dekat dengan manusia [Q.S.
al-Baqarah [2]: 186], dan Allah lebih dekat kepada manusia dibandingkan
urat nadi manusia itu sendiri [Q.S. Qaf [50]:
Aliran Ahli Fiqh (Madrasah Ahl Al-Fiqh)
Metodologi yang digunakan Pemikir Fiqh di Irak lebih banyak didasarkan
atas pemikiran rasional, mereka jarang masuk dalam wilayah penafsiran
Al-Quran selain yang berkaitan dengan masalah-masalah fiqh; sebagaimana
mereka juga banyak menukil pendapat para seniornya dari kalangan
sahabat;
Mereka tidak banyak memiliki narasi dari koleksi Hadits
dan riwayat sahabat seperti yang ada di Madinah, sehingga berdampak
terhadap upaya mereka untuk memaksimal daya nalar dengan ijtihad;
Rasionalisme
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio
adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria
kebenaran berbasis pada intelektualitas. Strategi pengembangan ilmu
model rasionalisme, dengan demikian, adalah mengeksplorasi gagasan
dengan kemampuan intelektual manusia.
Empirisme
Empirisme
adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan kemunculan ilmu
pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan bahwa ilmu
pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa yang dapat diamati dan
diuji. Oleh karena itu, aliran empirisme memiliki sifat kritis terhadap
abstraksi dan spekulasi dalam membangun dan memperoleh ilmu. Strategi
utama pemerolehan ilmu, dengan demikian, dilakukan dengan penerapan
metode ilmiah.
Realisme
Dalam pemikiran filsafat, realisme
berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman inderawi
ataupun gagasan yang tebangun dari dalam. Dengan demikian realisme
dapat dikatakan sebagai bentuk penolakan terhadap gagasan ekstrim
idealisme dan empirisme.
Pemikiran di bidang Filsafat Filsafat
dan agama berbicara tentang hal yang sama, yaitu manusia dan dunianya.
Apabila agama membawa kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta Manusia
dan dunianya, dan filsafat dari akal manusia yang selalu diliputi
kekurangjelasan dan ketidakpastian. Adakalanya para agamawan terlibat
dan merintis perkembangan pemikiran filsafat, tetapi sebaliknya
adakalanya orang yang beragama terancam oleh pemikiran para filosof yang
kritis dan tajam. Dalam perspektif filsafat, filsafat dan agama
merupakan dua pendekatan mendasar menuju pada kebenaran. Filsafat yang
difahami sebagai sistem rasional pemahaman [intelektual]. Al Kindi,
sebagai filosuf muslim pertama memandang bahwa filsafat haruslah
diterima sebagai bagian dari peradaban Islam. Al Kindi, yang berupaya
pertama kali menunjukkan bahwa filsafat dan agama merupakan dua
aktivitas intelektual yang dapat serasi (hujair sanaky)
Fuzianti Kurniawan Sri fuzianti
10422066
1.Pandangan saya mengenai dimensi islam,iman dan ihsan dalam study
islam itu sendiri bahwa Dimensi –dimensi Islam yang dimaksud pada bagian
ini adalah keislaman seseorang, yaitu iman, islam dan ihsan. Nurcholish
Madjid menyebutnya sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Dimensi-dimensi
Islam berawal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
dan Imam Muslim dimuat dalam masing-masing kitab sahihnya yang
menceritakan dialog antara Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril tentang
trilogi ajaran Ilahi:
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يوما بارزا للناس فاتاه رجل فقال: يارسول الله ! ماالايمان؟ قال: أن تؤمن
بالله وملائكته و كتابه و رسله و تؤمن با لبعث الاخر قال:يا رسول الله ما
الاسلام؟ قال :الاسلام ان تعبد الله ولا تشرك به شيئا و تقيم الصلاة
المكتوبة و تؤدي الزكاة المفروضة و تصوم رمضان. قال: يا رسول الله !
ماالاحسان؟ قال: ان تعبد الله كأنك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك.
“ Nabi Muhammad Saw keluar dan (berada di sekitar sahabat) seseorang
datang menghadap beliau dan bertanya: “ Hai Rasul Allah, apakah yang
dimaksud dengan iman? “ Beliau menjawab: “ Iman adalah engkau percaya
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para
utusan-Nya, dan percaya kepada kebangkitan.” Laki-laki itu kemudian
bertanya lagi: “ Apakah yang dimaksud dengan Islam? “ Beliau menjawab: “
Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak musyrik kepada-Nya,
engkau tegakkan salat wajib, engkau tunaikan zakat wajib, dan engkau
berpuasa pada bulan Ramadhan.” Laki-laki itu kemudian bertanya lagi: “
Apakah yang dimaksud dengan ihsan?” Nabi Muhammad Saw menjawab: “ Engkau
sembah Tuhan seakan-akan engkau melihat-Nya; apabila engkau tidak
melihat-Nya maka (engkau berkeyakinan) bahwa Dia melihatmu...” (Bukhari,
I, t.th: 23).
Hadits di atas memberikan ide kepada umat Islam
Sunni tentang rukun iman yang enam, rukun Islam yang lima, dan
penghayatan terhadap Tuhan yang Mahahadir dalam hidup. Sebenarnya, hal
itu hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Antara yang
satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan.
Setiap pemeluk
agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak absah tanpa iman,
dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan adalah mustahil
tanpa Islam. Dalam penelitian lebih lanjut, sering terjadi tumpang
tindih antara tiga istilah tersebut: dalam iman terdapat Islam dan
ihsan; dalam Islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan terdapat
iman dan Islam. Dari sisi itulah, Nurcholish Majdid (1994: 463) melihat
iman, Islam dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Ibnu Taimiah
menjelaskan bahwa agama itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam, iman
dan ihsan. Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan):
orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak
dalam ihsan. Rujukan Ibnu Taimiah dalam mengemukakan pendapatnya adalah
surat al-Fathir (35) ayat 32: “ Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri; dan di antara mereka ada
yang pertengahan; dan di antara mereka ada pula yang lebih cepat
berbuat kebaikan dengan izin Allah...”
Di dalam al-Quran dan
terjemahnya yang diterbitkan Departemen Agama dijelaskan sebagai
berikut: pertama, “ orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri “ (fa
minhum zhalim li nafsih) adalah orang yang lebih banyak kesalahannya
dari pada kebaikannya; kedua, “ orang-orang pertengahan ” (muqtashid)
adalah orang-orang yang antara kebaikan dengan kejelekannya berbanding;
dan ketiga, “ orang-orang yang lebih dulu berbuat kebaikan ” (sabiq bi
al-khairat) adalah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan jarang
melakukan kesalahan. (Depag, 1985: 701)
Nah,jadi mengenai ketiga
dimensi ini (iman,islam dan ihsan) bahwa pendekatan yang dapat digunakan
dalam melakukan kajian terhadap ketiga aspek ini yaitu dengan
menggunakan “kajian filosofis” karena menurut saya seseorang itu untuk
mendalami agamanya tidak hanya sekedar hanya mengetahui makna apa yang
terkandung didalamnya saja, namun seseorang untuk mendalami agamanya
juga harus tau dan memahami secara mendalam apa sih tujuan dari agama
tersebut.dan sebenarnya islam itu tidak benar tanpa adanya iman,dan iman
itu sendiri tidak sempurna tanpa adanya ihsan…….
2. menurut
saya mengenai berbagai aliran dalam study islam ini bahwa Sesungguhnya
aliran-aliran dalam pemikiran islam ini sangat erat hubungannya dan
saling melengkapi antara satu dengan yang lain sehingga memberikan warna
tersendirinya . dan Sungguh kenyataan yang ironi, Islam agama yang
diyakini sebagai agama rahmat li al-‘alamin oleh penganutnya ternyata
tidak selamanya bersifat positif. Salah satu buktinya adalah tahkim.
Peristiwa ini membuat bencana bagi umat Islam sehingga terpecah menjadi
beberapa kelompok.
Dalam studi Islam mengenai aliran pemikiran
yang berkembang, seperti; aliran kalam; aliran fikih; aliran filsafat
dan tasawuf. Menurut saya mengunakan pendekatan historis karena cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
Sedangkan metode yang
digunakan mengenai aliran alliran dalam study islam ini yaitu dengan
menggunakan metode dialektika,karena sebenarnya dari berbagai
aliran-aliran tersebut seperti aliran kalam; aliran fikih; aliran
filsafat dan tasawuf. Ini mempunyai satu tujuan yaitu pembahasan tentang
agama,darialiran aliran tersebut semuanya membahas tentang agama namun
keseluruhannya yaitu ditujukan kepada Allah swt.
Sylvi Akmal Nama : Sylvi Rizki Fitri
Nim : 10422001
Soal No. 1
Islam merupakan agama yang sangat multidimensi yang dapat dikaji dari
berbagai aspek baik dari tinjauan budaya-sosial maupun dari aspek
doktrin.Agama Islam apabila ditelaah dari aspek doktrin maka yang akan
muncul adalah ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam itu sendiri yang
bisa saja ajaran tersebut tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.
trilogi doktrin (ajaran) Islam yang biasa dikenal dengan trilogi ajaran
Ilahi, yakni: Iman, Islam dan Ihsan.
1. Iman
Kata iman,
dari segi etimologi (bahasa) merupakan bentuk masdar dari kata Âmana,
Yu’minu, Ĩmanan yang berarti kepercayaan. Kata iman juga menurut Imam
Al-Ghazali berartikan At-Tashdiqu (pembenaran). Sedangkan menurut
Fazlurrahman, kata iman yang terdapat dalam Al-Qur’an mempunyai dua
makna, yaitu:
a. Yakin, percaya dan beriman,
b. Aman, mengamankan dan memberikan keamanan.
Dari segi terminologi, iman oleh para ahli didefenisikan berbeda-beda
akan tetapi perbedaan tersebut tidak terlepas dari pengertian iman
sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah ketika Malaikat Jibril
datang bertanya kepada-Nya, yakni “Iman adalah pembenaran dan keyakinan
terhadap adanya Allah dengan Ke-Esa-an-Nya, Malaikat, pertemuan
dengan-Nya, para utusan-utusan-Nya dan percaya pada hari kebangkitan
atau hari akhir”. Menurut aliran ahlus sunnah wal jama’ah iman yang
sempurna adalah diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan
dikerjakan dengan anggota tubuh. Selain itu juga menurut aliran Ahlus
Sunah Wal Jama’ah bahwa iman tersebut dapat bertambah dan juga dapat
berkurang seiring dengan ketaatan seseorang.
Terkait dengan iman
seperti yang dipaparkan dalam pengertian di atas yang termasuk di
dalamnya adalah iman kepada Allah SWT. Iman kepada Allah SWT
berimplikasi terhadap pengakuan-pengakuan lain yang berhubungan
dengan-Nya, seperti zat Allah, sifat-sifat Allah, perbuatan (af’al)
Allah, malaikat Allah, para Nabi dan utusan Allah, hari kiamat, serta
surga dan neraka. Hal tersebut merupakan refleksi dari ke-tauhid-an
kepada Allah SWT.
2. Islam
Secara harfiah kata Islam
berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu Islâman yang berarti
keselamatan. Sedangkan secara terminologi Islam mengandung pengertian
“Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada
Allah, tidak musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala
perintah-Nya, seperti melaksanakan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta
meninggalkan segala yang dilarang-Nya”.
3. Ihsan
Dalam
literatur Arab kata Ihsan berarti berbuat baik atau perbuatan baik.
Sedangkan secara terminologi ihsan bermakna sesuai dengan penjelasan
Rasulullah yakni “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
jika tidak maka sesungguhnya dia melihatmu”.
Kata ihsan dalam
AlQur’an mempunyai banyak makna, diantaranya adalah sesuai dengan ayat
yang berbunyi: Jadi, seorang dikatakan sebagai muslim sejati apabila ia
mempu menyatukan tiga dimensi tersebut. Pada perkembangan selanjutnya
trilogi tersebut menjadi tiga kerangka dasar Islam yang digunakan dalam
tiga bidang pemikiran Islam, yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Teologi Antroposentris,
karena Iman,Islam dan Ihsan tidak hanya membahas tentang Tuhan dan
prespektif beberapa pemikiran muslim. Dari pendekatan Teologi yang
cenderung teosentris maka dirubah dengan menggabungkan pendekatan
Antroposentris yaitu dari yang “Illahiyat” (Metafisika) dengan
“Insaniyat”
Pendekatan teologi antroposentris adalah pendekatan
teologis yang berupaya memahami kondisi empirik manusia yang
pluralistik. Pendekatan teologis antrophosentris tentu saja tidak
bermaksud mengubah doktrin sentral tentang ketuhanan, tentang keesaaan
Tuhan (Islam : Tauhid), melainkan suatu upaya untuk reorientasi
pemahaman keagamaan, baik secara individu maupun kelompok dalam
menyikapi kenyataan-kenyataan empiris menurut perspektif ketuhanan.
Dengan kata lain teologi antrophosentris dimulai dengan melihat
kehidupan manusia di dunia dan akhirat, dan tidak hanya mengakui satu
konsep metafisika tentang berbagai hal mengenai pemikiran keagamaan.
Soal No. 2
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian.
Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di
samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara
itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan
terhadapnya. Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas
masalah yang berkaitan dengan ketuhanan. Perbedaan diantara ketiga ilmu
tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu
yang menggunakan logika, disamping argumentasi-argumentasi naqliyah
berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat
tanpak apologinya.
Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode
dialektika dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan, ilmu kalam
berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan melalui
argumen-argemen rasional.
Pendekatannya menggunakan pendekatan
Rasional karena sebagian Ilmuwan mengatkan bahwa ilmu ini berisi
keyakinan-keyakinan kebenaran praktek dan pelaksanaan ajaran agama,
serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan Rasional.
NURMAN FIRMANSYAH 10422019
1. banyak sekali paradigma yang dapat dip[akai untuk
mengkaji dalam study islam. Pendekatan normatif adalah sebuah pendekatan
yang lebih menekankan aspek norma-norma dalam ajaran Islam sebagaimana
terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah. dalam hal islam, iman , ihsan
terdapat hubungan yang saling keterkaitannya antara ketiga hal tersebut.
dalam pendekatan normatif melihat bahwa ketiga hal tersebut adalah
sebuah kebenaran absolut yang berasal dari tuhan. Disamping itu bahwa
pendekatan normatif digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam
kitab suci. Melalui metode pendekatan normatif ini seseorang memulainya
dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan
pada alasan, karena agama berasal dari Tuhan dari apa yang berasal dari
Tuhan mutlak benar, maka agama pun mutlak benar Setelah itu dilanjutkan
dengan melihat agama sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan
berbagai aspek kehidupan manusia yang secara keseluruhan diyakini amat
ideal. Melalui metode normatif yang tergolong tua usianya ini dapat
dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh, dan militan pada
Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong
Muda usianya ini dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang
diyakini dan dicintainya itu dalam kenyataan hidup serta memberi jawaban
terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi manusia.
2.
berbagai aliran pemikiran yang berkembang, seperti; aliran kalam; aliran
fikih; aliran filsafat dan tasawuf. menjadikan khazanah islam menjadi
berwarna dan semakin positif. dengan begitu banyaknya berbagai cabang
kajian , menurut saya kesemua itu dapat didekati menggunakan pendekatan
filosofis. yang melihat kesemua hal tersebuat ada makna dibalik kata
kata yang secara textual disebutkan.
Yeye Ndut NAMA:ZAINUL MUFIDAH (10422025)
Yeye Ndut Imam al-Syahrastani menjelaskan bahwa Islam adalah
menyerahkan diri secara lahir. Oleh karena itu, baik mukmin maupun
munafik adalah Muslim. Sedangkan iman adalah pembenaran terhadap Allah,
para utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat dan menerima qadla dan
qadar. Integrasi antara iman dan Islam adalah kesempurnaan (al-kamal).
Atas dasar penjelasan itu, ai-Syahrastani juga menunjukkan bahwa Islam
adalah pemula; iman adalah menengah; dan ihsan adalah kesempurnaan.
Meskipun tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar, umat Islam telah
memakai suatu kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke
dalam tiga bidang pemikiran Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang
berhubungan dengannya diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu
teologi (ilmu kalam);kedua, persoalan Islam dijelaskan dalam bidang
syari’at (fikih); dan ketiga, ihsan dipandang sebagai akar tumbuhnya
tasawuf
Dimensi-dimensi dalam islam yaitu iman, islam, ihsan,
syariat, tariqat dan sufisme. iman adalah meyakini dan mempercayai akan
Allah beserta malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari
akhir, dan qadar yang serta qadar yan buruk dari-Nya. iman itu bukan
hanya dengan ucapan akan tetapi juga membenarkan dengan hati serta
melakukan dengan anggota. islam itu adalah mengerjakan rukun yang 5
yaitu bersyahadataini, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan ramadhan, serta melaksanakan haji bagi yang berkuasa. ihsan itu
adalah sesuatu perbuatan yang tujuannya hanya untuk memperoleh ridha
Allah. tingkatan ihsan ini tingkatan yang lebih tinggi dari ikhlas.
syariat ini adalah hukum agama islam yang kita jalankan dalam kehidupan
di dunia dengan balasan di hari akhirat. tariqat ini merupakan jalan
kita untuk lebih dekat dengan Allah atau jalan untuk ta’abud kepada
Allah. sufisme merupakan hasil dari syariat ( shalat, zakat, puasa, dll)
dan tariqaht (zikir, tafakkur, dll). sufisme ini juga merupakan
tingkatan terakhir (makrifat dan hakikat) yang di tempuh oleh seseorang
dalam mencapai tingkat kesufian. aliran-aliran dalam pemikiran islam
yaitu aliran kalam, aliran fikih, aliran tasawuf, aliran kalam sama juga
dengan ketauhidan, yaitu aliran yang sangat penting dalam beragama.
aliran fikih yaitu aliran yang membicarakan hukum-hukum dalam agama.
aliran tasawuf ini menjadi aliran yang menjaga ketauhidan dan kepahaman
dalam beragama. aliran-aliran dalam pemikiran islam ini sangat erat
hubungannya dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
1. Aliran-Aliran Kalam
Ajaran pokok aliran Ahl al-sunnah wa al-jama’ah adalah kemahakuasaan
Tuhan yang keadilan-Nya telah tercakup dalam kekuasaan-Nya. Suatu
gagasan yamg mirip dengan gagasan Jabariyah. Dalam perkembangannya,
aliran ini tidak sepenuhnya sejalan dengan gagasan Imam al-Asy’ari. Para
pelanjutnya antara lain Imam Abu Mansyur al-Maturidi, mendirikan aliran
Maturidiyah yang ajarannya menurut Harun Nasution lebih dekat dengan
Muktazilah. Imam al-Maturidi memiliki pengikut, yaitu al-Bazdawi yang
pemikirannya tidak selamanya sejalan dengan gagasan gurunya. Oleh karena
itu, Maturidiah terbagi menjadi dua: golongan Samarkand, yaitu pengikut
Imam al-Maturidi; dan golongan Bukhara, yaitu para pengikut Imam
al-Bazdawi yang tampaknya lebih dekat kepada ajaran al-Asy’ari. Aliran
kalam terakhir yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah adalah aliran Salafi.
Aliran ini tidak selamanya sejalan dengan gagasan-gagasan Imam
al-Asy’ari terutama karena aliran Ahl al-Sunnah wa al-jama’ah
menggunakan logika (manthiq) dalam menjelaskan teologi, sedangkan aliran
salafi menghendaki teologi apa adanya tanpa dimasuki oleh unsur ra’y.
2. Aliran-Aliran Fikih
Secara historis, hukum Islam telah menjadi dua aliran pada zaman
sahabat Nabi Muhammad Saw. Dua aliran tersebut adalah Madrasat
al-Madinah dan Madrasat al-baghdad atau Madrasat al-Hadits dan Madrasat
al-Ra,y
3. Aliran-Aliran Tasawuf
Ajaran tasawuf atau
mistik Islam pada dasarnya merupakan pengalaman spiritual yang bersifat
pribadi. Meskipun demikian, pengalaman ulama yang satu dengan yang
lainnya memiliki kesamaan-kesamaan di samping perbedaan-perbedaan yang
tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, dalam tasawuf terdapat petunjuk
yang bersifat umum tentang maqamat dan ahwal.
4. Aliran Filsafat
Filsafat Islam hakekatnya bersumber dari wahyu sebagai inti dan akal
sebagai pendukungnya. Aliran ini muncul menyusul dari pergolakan
internal dikalangan umat Islam sendiri setelah wafatnya Nabi Muhammad
SAW disamping reaksi terhadap pengaruh filsafat Yunani dan peradaban
asing terhadap umat Islam. Dengan perkembangan baru seperti ini
timbullah berbagai perubahan terutama perubahan pemikiran yang membentuk
berbagai mazhab dan aliran tertentu
Arif Wijanarko Arip Wijanarko (10422033)
1).Dimensi –dimensi Islam yang dimaksud adalah keislaman seseorang,
yaitu iman, islam dan ihsan. Nurcholish Madjid menyebutnya sebagai
trilogi ajaran Ilahi.
Dimensi-dimensi Islam berawal dari sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dimuat
dalam masing-masing kitab sahihnya yang menceritakan dialog antara Nabi
Muhammad Saw dan Malaikat Jibril tentang trilogi ajaran Ilahi.
Setiap pemeluk agama Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam tidak
absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Sebaliknya, ihsan
adalah mustahil tanpa Islam. Dalam penelitian lebih lanjut, sering
terjadi tumpang tindih antara tiga istilah tersebut: dalam iman terdapat
Islam dan ihsan; dalam Islam terdapat iman dan ihsan; dan dalam ihsan
terdapat iman dan Islam. Dari sisi itulah, Nurcholish Majdid melihat
iman, Islam dan ihsan sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Ibnu Taimiah
menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam, iman dan
ihsan. Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan):
orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak
dalam ihsan.
2).-Aliran kalam:Menurut ‘Amir al-Najjar
berkesimpulan bahwa penyebab tumbuh dan berkembangnya aliran kalam
adalah pertentangan dalam bidang politik, yakni mengenai imamah dan
khilafah.Oleh karena itu, sebagian ulama mencoba bersikap netral secara
politik dan tidak mau mengkafirkan para sahabat yang terlibat dan
menyetujui tahkim. Umat Islam yang tergabung dalam kelompok ini kemudian
dikenal dengan Murji’ah yang dipelopori oleh Ghilan al-Dimasyqi.
-Aliran Fikih:Thaha Jabir Fayadl al-Ulwani menjelaskan bahwa mazhab
fikih Islam yang muncul setelah sahabat dan kibar al-tabi’in berjumlah
13 aliran. Tiga belas aliran itu berafiliasi dengan aliran Ahl
al-Sunnah. Akan tetapi, tidak semua aliran itu diketahui dasar-dasar dan
metode istinbath hukum yang digunakannya.
-Aliran Tasawuf:Ajaran
tasawuf atau mistik Islam pada dasarnya merupakan pengalaman spiritual
yang bersifat pribadi. Meskipun demikian, pengalaman ulama yang satu
dengan yang lainnya memiliki kesamaan-kesamaan di samping
perbedaan-perbedaan yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, dalam
tasawuf terdapat petunjuk yang bersifat umum tentang maqamat dan ahwal.
-Aliran Filsafat:Filsafat Islam hakekatnya bersumber dari wahyu sebagai
inti dan akal sebagai pendukungnya. Aliran ini muncul menyusul dari
pergolakan internal dikalangan umat Islam sendiri setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW disamping reaksi terhadap pengaruh filsafat Yunani dan
peradaban asing terhadap umat Islam. Dengan perkembangan baru seperti
ini timbullah berbagai perubahan terutama perubahan pemikiran yang
membentuk berbagai mazhab dan aliran tertentu.
Rabu pukul 20:58 · Suka
Ardy Bustomi Kurniawan tmbahan ardy bustomi kurniawan. 10422003
metode yang dapat digunakan dalam kajiannya bisa berupa kualitatif atau
kuantitatif. kualitatif semisal ketika mengkaji isi dari materi
tersebut ato bagaimana implementasinya dalam kehidupan. kuantitatif
ketika ingin menguji pengaruh materi-materi tersebut terhadap respon
atau gejala yang lain, dan dapat diukur secara numerik.
Heny Kusmawati Nama: Heny Kusmawati(10422039)
1. Dimensi –dimensi Islam yang dimaksud pada bagian ini adalah
keislaman seseorang, yaitu iman, islam dan ihsan. Nurcholish Madjid
menyebutnya sebagai trilogi ajaran Ilahi. Imam al-Syahrastani
menjelaskan bahwa Islam adalah menyerahkan diri secara lahir. Oleh
karena itu, baik mukmin maupun munafik adalah Muslim. Sedangkan iman
adalah pembenaran terhadap Allah, para utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari
kiamat dan menerima qadla dan qadar. Integrasi antara iman dan Islam
adalah kesempurnaan (al-kamal). Atas dasar penjelasan itu,
ai-Syahrastani juga menunjukkan bahwa Islam adalah pemula; iman adalah
menengah; dan ihsan adalah kesempurnaan. Meskipun tidak dapat dikatakan
sepenuhnya benar, umat Islam telah memakai suatu kerangka pemikiran
tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke dalam tiga bidang pemikiran
Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang berhubungan dengannya
diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu teologi (ilmu kalam);
kedua, persoalan Islam dijelaskan dalam bidang syari’at (fikih); dan
ketiga, ihsan dipandang sebagai akar tumbuhnya tasawuf. Maka, pendekatan
yang sesuai dengan Islam, Iman, Ihsan yaitu pendekatan teologis
normatif. Dengan agama akan ada value yang positif untuk kehidupan umat
manusia dan akan ada pembaharuan menuju hal yang lebih baik. Semakin
menemukan kebenaran untuk menjadikan kehidupan beragama lebih baik
lagi,.
2.Aliran kalam sama juga dengan ketauhidan.Aliran fikh
yaitu aliran yang membicarakan hukum-hukum dalam agama. Aliran tasawuf
ini menjadi aliran yang menjaga ketauhidan dan kepahaman dalam beragama.
Aliran-aliran dalam pemikiran islam ini sangat erat hubungannya dan
saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Dengan berbagai aliran
yang ada telah menjadikan objek kajian penelitian dalam studi Islam dan
memperdalam pemahaman tentang agama Islam. Menurut pendapat saya, metode
yang relevan diterapkan dalam penelitian yaitu historical metode.
Pendekatan yang relevan yaitu pendekatan sosio kultural. Alasanya adalah
aliran-aliran tersebut mengkaji tentang kemanfaatan bagi umatnya.
Sehingga, akan bersenggolan pendekatan sosio kultural yang mengkaji
tentang kehidupan sosial budaya dengan pendekatan tersebut maka
menggunakan metode sejarah akan sangat membantu menemukan pembaruan guna
memberi manfaat di zaman modernisasi dan kontemporer saat ini. Dengan
begitu ilmu akan selalu meningkat dari waktu ke waktu.
agung syairozi (10422029) 1.Islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai dimensi;
sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Apa yang diyakini
oleh seorang muslim, boleh jadi sesuai dengan ajaran dan aturan Islam,
boleh jadi tidak, karena proses seseorang mencapai suatu keyakinan
berbeda-beda, dan kemampuannya untuk mengakses sumber ajaran juga
berbeda-beda. Diantara penganut satu agama bisa terjadi pertentangan
hebat yang disebabkan oleh adanya perbedaan keyakinan. Sebagai ajaran,
agama Islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna, yang datang dari
Tuhan Yang Maha Benar. Akan tetapi manusia yang pada dasarnya tidak
sempurna tidak akan sanggup menangkap kebenaran yang sempurna secara
sempurna. Kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal), bisa juga
dengan perasaan (rasa kebenaran). Kerinduan manusia terhadap kebenaran
ilahiyah bagaikan api yang selalu menuju keatas. Seberapa tinggi api
menggapai ketingian dan seberapa lama api itu bertahan menyala
bergantung pada bahan bakar yang tersedia pada setiap orang. Ada orang
yang tak pernah berhenti mencari kebenaran, ada juga yang tak tahan
lama, ada orang yang kemampuannya menggapai kebenaran sangat dalam (atau
tinggi), tetapi ada yang hanya bisa mencapai permukaan saja.
2.kalau menurut pandangan saya,dengn adanya aliran-aliran tersebut akan
membawa dampak yang sangat positif bagi umat manusia dalam memahami
agama islam yang sebenarnya,akan tetapi bisa membingungkan bagi kaum
awam yang kurang faham dengan aliran-aliran tersebut.
Hafidz Rusli Hafidz Rusli (10422040)
1. Menurut saya, Islam agama yang mengatur (syariat) sgala urusan dan
tata cara ibadah scr vertikal manusia dg Allah dan scr horisontal
manusia dg sesama makhluk dengan memegang prinsip universalitas
(rahmatan lil alamin). Org yang telah menyatakan dirinya sbg seorang
muslim dengan sendrinya jg berkomitmen terhadap rukun Islam dg slalu
menjalankan sgala perintahNya serta menjauhi laranganNya. Iman merupakan
suatu perasaan, perkataan, dan perbuatan seorang muslim yg percaya
bahwa Allah satu dan suci dr penyekutuan terhadapNya. Ihsan manifestasi
dr perbuatan seorang muslim yg slalu berbuat baik terhadap sesama
makhluk (manusia, binatang, tumbuhan, dll) tnp tendensi perbedaan latar
belakang apapun senantiasa bersosial dg menebarkan kerahmatan dan kasih
sayang. Maka, dalam mengkaji ketiga aspek tsb dengan pendekatan normatif
dan filosofis.
2. Menurut saya, aliran2 pemikiran tsb merupakan
upaya dlm memperkaya wacana keislaman, bahwa Islam tidak sekedar
bagaimana seorang muslim melakukan ibadah individu saja, seperti shalat,
zikir, puasa, dsb, tetapi Islam jg mencakup kehidupan sosial
sehari-hari manusia, seperti dalam bermuamalah, jual-beli, nikah, hukum,
ekonomi, keamanan, budaya, dsb. Pendekatan aliran kalam, fikih,
filsafat, dan tasawuf berbasis pendekatan sosio-kultural dan filosofis
karena sarat akan ijtihadi para pemikir yg memiliki kredibelitas
keislaman yg perlu kita apresiasi dan dikembangkan.
Terimakasih..
Priyo Sudibyo Priyo Sudibyo (10.422.006)
1. dimensi Islam, iman dan ihsan adalah dimensi yang abstrak, tidak ada
yang tahu secara pasti nilai dari ketiga hal itu kecuali individu dan
rabb. Namun beberapa penelitian mencoba untuk mengukur 3 aspek tersebut
dengan beberapa tolak ukur yang lebih bersifat objektif (peneliti).
Beberapa penelian yang digunakan seperti ketaatan beribadah,
pengendalian diri terdahadap beberapa hal yang kurang terpuji padahal
itu semua belum tentu tepat untuk mengukur kualitas islam, iman dan
ihsan
2. pendekatan yang mungkin digunakan unutk meniliti
beberapa aliran pemikran tersebut adalah filsafati. Hal itu dikarenakan
perbedaan atau terbentuknya aliran-aliran tersebut karena
pendapat/pemikiran/pandangan mereka akan suatu hal berbeda. Perbedan itu
sering kali menjadi petaka, menyalahkan kelompok lain dan membenarkan
kelompk sendiri walau kelompok sendiri belum tentu benar.
Qoyim WaElah Nama: QOYIMUDIN
Nim: 10422034
1. Dimensi-dimensi islam yang di maksud dalam bagian ini adalah sisi keislaman seseorang yaitu iman, islam, dan ihsan.
Islam adalah enggkau bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadan dan kamu haji ke Baitullah jika kamu telah mampu
melaksanakannya.
Iman adalah engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat_Nya, kitab-kitab_Nya, hari kiamat dan qodar
(ketentuan) Allah yang baik yang buruk.
Ihsan adalah engkauberibadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat_Nya, maka sesungguhnya Dia memelihatmu.
Ketika itu islam di tafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan
sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi
apabila disebutkan mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja)maka
sudah mencangkup lainnya.
Dalam mengkaji 3 aspek ini diperlukan pendekatan teologi karena semuanya di nilai kebenaran mutlak. Dan pendekatan filosofis
2. Menurut saya dengan adanya aliran-aliran seperti aliran kalam;
aliran fikih; aliran filsafat dan tasawuf. Dalam dunia pendidikan islam
sangat memberikan manfaat untuk melatih sebuah pemikiran apalagi dalam
metodologi studi islam, aliran2 tersebut memberikan dampak positif
sehingga mencetak pemikir-pemikir baru. Salah satu pendekatannya yang
digunakan dalam memahami ajaran2 agama adalh ilmu filosofis, karena
dalam pemikira filosofis ini mencoba mencari sebua paradigm dari
aliran-aliran tersebut
wahyu Tri Kuncoro NIM :10422016
1.pandangan saya terhadap
ketiga dumensi tersebut antara 3 dimensi tersebut mempunyai hubungan
yang sangat erat dan tidak dipisahkan antara 1 dengan yang lain. islam
merupakan agama yang berasal dari wahyu untuk menjadi islam pemeluknya
harus mempunyai iman terhadapnya, sedangkan orang islam tentu saja
memiliki iman. sedangkan ihsan merupakan tingkatan yang lebih tinggi
dari islam dan iman yaitu melaksanakan ibadah seolah2 melihat Allah.
didalam islam ada syariat yang tertuang dalam kitab suci dan hadis yang
mengatur umatnya untuk mempelajari islam agar taat kepada syariat2 nya.
pendekatan historis dan filosofis. 2. pandangan saya terhadap adanya
berbagai macam aliran dalam studi islam itu dapat menjadikan khasanah
atau warna dalam studi islam . dengan adanya aliran tersebut benar2 apa
yang dikaji tersebut bisa terungkap dari keseluruhan suatu bidang
kajian. pendekatan yang diguanakan adalah sosial buadaya dengan metode
kualitatif.
Nama : Lisa Sofiyati
NIM : 10422030
Pengertian islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-rasulnya untuk diajarkan kepada manusia.Dibawa secara berantai
dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari angkatan satu kepada
angkatan berikutnya.Islam adalah rahmat,hidayat,dan petunjuk bagi
manusia dan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah SWT
Menurut bahasa Pengertian iman adalah membenarkan. Sedangkan menurut
istiah Syar’i, Pengertian iman adalah menyakini dengan hati, mengucapkan
dengan lisan serta membuktikanya dengan amal perbuatan.
ihsan
adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau
“terbaik.” Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan keilmuan yang disebut dengan pendekatan
multidimensional atau interdisipliner. Pendekatan interdisipliner adalah
memahami Islam dengan menggunakan berbagai pendekatan keilmuan seperti
pendekatan filosofis, teologis, sosiologis, hukum, sejarah, ekonomi dan
lain-lain
Pendekatan keilmuan yang digunakan tersebut, dapat
dilakukan hanya satu keilmuan atau bisa saja dilakukan secara gabungan.
Contoh studi tafsir al-Qur’an; pendekatan filosofis, atau studi tafsir
al-Qur’an; pendekatan hukum. Tetapi bisa juga merupakan gabungan dua
atau tiga keilmuan dalam satu studi tafsir misalnya tafsir social
politik karya Su’bah Asa. Dengan pendekatan multidimensional diharapkan
muncul sikap-sikap terbuka, luas wawasan, kritis dan tidak fanatis dalam
memahami ajaran-ajaran keislaman secara mendalam dan terbuka. Posisi
al-Qur’an merupakan sentral dalam studi Islam, karena al-Qur’an
merupakan sumber utama ajaran agama Islam. Studi-studi terhadap
al-Qur’an meliputi tentang bagaimana al-Qur’an diturunkan, bagaimana
al-qur’an dihapal dan dituliskan atau kodifikasi al-Qur’an, bagaimana
al-Qur’an dipahami, bagaimana sifat dasar bahasa al-Qur’an, berapa
jumlah ayat dalam al-Qur’an, bagaimana cara membaca al-Qur’an, bagaimana
model-model pengungkapan al-Qur’an melalui kata-kata dan kalimat dalam
untaian ayat-ayat al-Qur’an, bagaiamana memahami kandungan al-Qur’an dan
lain-lain.
adanya aliran kalam karna beberapa faktor :
• Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda.
• Adanya pemahaman Ayat Al-Qur’an yang berbeda.
• Adanya penyerapan tentang hadits yang berbeda.
• Adanya kepentingan kelompok
• Mengedepankan akal.
• Adanya kepentingan politik
• Akibat adanya pengaruh dari luar islam.
• Akibat pengaruh terjemahan filsafat yunani.
aliran fikih
Secara historis, hukum islam telah menjadi dua aliran pada zaman
sahabat Nabi Muhammad Saw. Dua aliran tersebut adalahMadrasat al-Madinah
dan Madrasat al-Baghdad atau Madrasat al-haditsdan madras at al-Ra’y.
Aliran madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di Madina, dan
aliran Baghdad juga terbentuk karenasebagian sahabat tinggal di kota
tersebut.
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad Saw yang tinggal di
Madinah, terbentuklah fiqoha sab’ah yang juga mengajarkan dan
mengembangkan gagasan guru-gurunya dari kalangan sahabat. Di
antarafuqoha sab’ah adalah Sa’id bin al-Musayyab. Salah satu murid Sa’id
al-Musayyab adalah Ibnu Syihab al-Zuhri. Sedangakn di antara murid Ibnu
Syihab al-Zuhriadalah imam Malik, pendiri aliran Maliki. Di antara
ajaran imam Maliki yang paling terkenal adalah ia menjadikan ijmak dan
amal ulama madinah sebagai hujh.
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad
Saw yang tinggal di Baghdad, terbentuklah aliran ra’yu. Di antara
sahabat yang tinggal di Baghdad adalah Abd Allah bin Mas’ud, salah satu
muridnya adalah al-Aswad bin Yazid al-Nakha’I, salah satu muridnya
adalah Abu Hanifah yang mendirikan aliran Hanafi. Salah satu cirri fiqih
Abu Hanifah adalah sangat ketat dalam penerimaan hadits dan banyak
menggunakan ra’y. Di antara pendapatnya adalah bahwa benda waqaf boleh
di jual, dan di wariskan, kecuali waqaf tertentu, karena ia berpendapat
benda yang telah di wakafkan masih tetap menjadi milik yang mewakafkan.
Murid Imam Maliki dan Muhammad al-Syaibani (sahabat dan penerus gagasan
Abu Hanifah) adalah Muhammad bin Idris al-Syafi’I, pendiri aliran hukum
yang di kenal dengan Syafi’iyah atau aliran al-Syafi’i.Imam ini sangat
terkenal dalam pembahasan perubahan hukum islam karena pendapatnya ia
golongkan menjadi qaul qadim dan qaul jaded. Salah satu murid Imam
Syafi’i adalah Ahmad bin Hanbal, pendiri aliran Hanabilah. Di samping
itu, masih ada aliran Zhahiriyah yang didirikan oleh Imam Daud
al-Zhahiri, dan aliran Jaririyah yang didirikan oleh Ibnu Jarir
al-Thabari.
Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah aliran
hukum islam, yaitu Madrasah Madinah, Madrasah Baghdad, aliran Hanafi,
aliran Maliki, aliran al-Syafi’I, aliran Hanbali, aliran Zhahariyah, dan
aliran Jaririyah
aliran filsafat
aliran ini abnyak
mengalami pasang surut dalam perkembangannya karna ilmu-ilmu penemuan
baru memperkuat ilmu-ilmu yang sebelum-sebelumnya.dan banyak
pertentangan untuk menyetujui ilmu-ilmu baru
aliran tasawuf
Tasawuf sunni merupakan aliran tasawuf yang ajarannya berusaha
memadukan aspek syari’ah dan hakikat namun diberi interpertasi dan
metode baru yang belum dikenal pada masa salaf as-shalihin dan lebih
mementingkan cara-cara mendekatkan diri kepada Allah serta bagaimana
cara menjauhkan diri dari semua hal yang dapat menggangu kekhusyu’an
jalannya ibadah yang mereka lakukan. Aliran tasawuf ini memiliki ciri
yang paling utama yaitu kekuatan dan kekhusyu’anna beribadah kepada
Allah, dzikrullah serta konsekuen dan juga konsisten dalam sikap
walaupun mereka diserang dengan segala godaan kehidupan duniawi. Dari
awal prosesnya, corak tasawuf ini muncul dikarenakan
ketegangan-ketegangan dikalangan sufi, baik yang bersifat internal
maupun eksternal yaitu para sufi dan ulama’ zahir baik para fuqaha
maupun mutakallimin. Hal itu menyebabkan citra tasawuf menjadi jelek
dimata umat, maka sebagian tokoh sufi melakukan usaha-usaha untuk
mengmbalikan citra tasawuf. Usaha ini memperoleh kesempurnaan ditangan
Ghozali, yang kemudian melahirkan Tasawuf Sunni.
Pendekatan yang
bisa digunakan untuk mengkaji aliran tersebut menurut saya adalah
sosiologi, karna dilihan dari materi yang tertera di atas banyak yang
harus di publukasikan kepada umat banyak jadi lebih tepat menggunakan
pendekatan sosiologi.
Fatma Wati nama; fatmawati(10422042)
1. Dimensi-dimensi Islam yang dimaksud pada bagian ini adalah sisi
ke-Islam-an seseorang, yaitu Islam, iman, dan ihsan, yang oleh
Nurcholish Madjid, menyebutnya sebagai “trilogi ajaran ilahi”.
Dimensi-dimensi Islam berawal dari sebuah hadis.Iman adalah percaya
kepada Allah, mailaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para
utusan-Nya, dan percaya kepada kebangkitan . Islam adalah engkau
menyembah Allah dan tidak musyrik kepada-Nya, engkau tegakkan salat
wajib, engkau tunaikan zakat wajib, dan engkau berpuasa pada bullion
Ramadan ihsan adalahEngkau sembah Tuhan seakan-akan engkau melihat-Nya,
apabila engkau tidak melihat-Nya, maka engkau berkeyakinan bahwa Dia
melihatmu….[Bukhari, I, t.th:23, dalam Atang Abd Hakim dan Jaih Mubarok,
2001:150].Maka, pendekatan yang sesuai dengan Islam, Iman, Ihsan yaitu
pendekatan teologis normatif. Dengan agama akan ada nilai yang positif
untuk kehidupan umat manusia dan akan ada pembaharuan menuju hal yang
lebih baik. Semakin menemukan kebenaran untuk menjadikan kehidupan
beragama lebih baik lagi,.
2. Aliran Kalam
Islam diyakini
sebagai agama “rahmatan li al ‘alamin”, tetapi ironisnya para
penganutnya ternyata tidak selamanya bersifat posetif. Salah satu
buktinya adalah peristiwa tahkim, di mana peristiwa ini telah membuat
bencana bagi umat Islam sehingga terpecah, paling tidak menjadi “dua
kelompok besar”. Kelompok pertama adalah pendukung Mauawiyah di
antaranya adalah Amir bin As, sedangkan kelompok Islam kedua adalah
pendukung Ali bin Abi Thalib [Atang Abd Hakim dan Jaih Mubarok,
2001:153].
Aliran fikih
Islam dimulai dari Madinah
merupakan negara dan sebagai negara tentunya harus mempunyai lembaga
hukum, mengatur hidup kemasyarakatan warganya [Harun Nasution, 1986:7].
Pemikiran di bidang Tasawuf
Ajaran tasawuf atau mistik Islam pada dasarnya merupakan suatu
pengalaman [al-tajribah] spiriual yang bersifat pribadi. Meskipun
demikian, pengalaman ulama yang satu dengan yang lainnya memiliki
kesamaan-kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan yang tidak dapat
diabaikan.
Pemikiran di bidang Filsafat
Filsafat dan agama
berbicara tentang hal yang sama, yaitu manusia dan dunianya. Apabila
agama membawa kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta Manusia dan
dunianya, dan filsafat dari akal manusia yang selalu diliputi
kekurangjelasan dan ketidak pastian. Adakalanya para agamawan terlibat
dan merintis perkembangan pemikiran filsafat, tetapi sebaliknya
adakalanya orang yang beragama terancam oleh pemikiran para filosof yang
kritis dan tajam. maka pendekatan yang teopat digunakan untuk melakukan
kajian pada aliran-aliran tersebut adalah pendekatan sosio-kultural.
karena memang para pemikir islam ketika menelurkan buah berfikirnya
tidaklah lepas dari pengaruh dan kepentingan situasi sosial dan kultur
atau kebudayaannya yang ada di zaman dan tempat ia hidup.
Hamdan Fauzi
(1).Setiap pemeluk agama islam mengetahui dengan pasti
bahwa islam tidak absah tanpa ima, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan.
Sebaliknya,ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman mustahil tanpa
iman.dari sisi itulah Nurcholis Madjid melihat iman,islam,dan ihsan
sebagai trilogi ajaran ilahi.
1. Islam
Islam adalah agama
yang di ridhoi oleh alloh,adapun menurut hadist nabi yg diriwayatkan
oleh bukhori islam adalah engkou menyembah alloh dan tidak musyrik
kepada alloh,engkou tegakan sholat wajib,engkou tunaikan zakat wajib,dan
engkou berpuasa pada bulan romadhon.
2. Iman
Iman adalah
membenarkan dengan hati segala sesuatu yang datang atau yang du bawa
oleh Nabi Muhammad saw dengan jelas.adapun menurut hadist nabi yg
diriwayatkan oleh bukhori iman adalah engkou percaya kepada
alloh,malaikat-nya,kitab-nya,para utusan-nya, dan percaya kepada hari
kebangkitan.
3. Ihsan
Ihsan adalah menurut hadist nabi yg
diriwayatkan oleh bukhori ” engkou sembah alloh seakan-akan engkou
melihat-nya; apabila englou tidak melihat-nya,maka engkou berkeyakinan
bahwa dia melihatmu”
Ibnu Taimiah menjelaskan bahwa din/agama itu
terdiri dari tiga unsur yaitu: Islam,Iman dan Ihsan.Dalam tiga undur
itu terselip makna kejenjangan(tingkatan): orang mulai dengan islam,
kemudian berkembangan ke arah iman, dan memuncak dalam ihsan.
Adapun pendekatan tiga aspek tersebut sepert yang telah dijelaskan oleh
Imam al-Syahrastani. Beliau menjelaskan bahwa Islam adalah menyerahkan
diri secara lahir. Oleh karena itu, baik mukmin maupun munafik adalah
Muslim. Sedangkan iman adalah pembenaran terhadap Allah, para
utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat dan menerima qadla dan qadar.
Integrasi antara iman dan Islam adalah kesempurnaan (al-kamal). Atas
dasar penjelasan itu, ai-Syahrastani juga menunjukkan bahwa Islam adalah
pemula; iman adalah menengah; dan ihsan adalah kesempurnaan. Meskipun
tidak dapat dikatakan sepenuhnya benar, umat Islam telah memakai suatu
kerangka pemikiran tentang trilogi ajaran Ilahi di atas ke dalam tiga
bidang pemikiran Islam: pertama, iman dan berbagai hal yang berhubungan
dengannya diletakkan dalam satu bidang pemikiran, yaitu teologi (ilmu
kalam); kedua, persoalan Islam dijelaskan dalam bidang syari’at (fikih);
dan ketiga, ihsan dipandang sebagai akar tumbuhnya tasawwuf
(2)munculnya aliran-aliran pemikiran yang berkembang saat ini seperti
ilmu kalam, fiqh, dan tasawuf sangatlah membingungkan, sebabnya
menjadikan beban tersendiri bagi orang awam dan juga bagi kehidupan kita
. Namun hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka
satu yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada memang
benar adanya bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih
banyak daripada ayat yang sifatnya Qhat’i. Agar daya nalar yang dimiliki
oleh manusia berkembang.
Tyaz Umciny Putry Tyas Umsini Putri (10422027)
1. “ISLAM” adalah keyakinan adanya Tuhan dalam diri manusia. Tuhan
memiliki tuntutan pd setiap manusia/jin untuk menyembahNya. Tuntutan ini
disebut ajaran. Dalam ajaran Tuhan akan kita kenal Perintah dan
Larangan. Perintah dan Larangan ini akan mengejawantah dalam bentuk
aturan2 yg baku, detail dan lengkap dan sesuai untuk lingkungan dan
kondisi manusia/jin. Islam adalah bentuk aplikasi dari keyakinan manusia
pada Tuhannya. Setelah dia yakin ada Tuhan, maka manusia harus tahu apa
mauNya Tuhan. Maka ajaran2 uhanlah yg berbicara pada tataran ini :
"Perintah" dan "Larangan". Kedua hal ini menyatu dalam satu ajaran yg
disebut Islam. Artinya, org yg taat pada ajaranNya dijamin akan selamat
krena mengikuti ajaranNya. Orang yg selamat ini disebut "Muslim",
ajaranNya disebut "Islam".
“IMAN” adalah keyakinan atau
kepercayaan. Ini pokok utama setiap manusia hidup diajarkan untuk
memiliki keyakinan bahwa mereka memiliki Tuhan yang menciptakan alam
semesta ini.
Karena keterbatasannya, Tuhan memberikan petunjuk
serta mengirim utusan untuk mengajak manusia menyembah padaNya. Petunjuk
dan Utusan2 inilah yang membangun pondasi keyakinan manusia ttg
Tuhannya, maka bangunan-bangunan keyakinan yg terbagun atas petunjuk
langsung dari Tuhan inilah yg disebut "Keyakinan yang Utuh" atau kita
sebut "Iman".
”IHSAN” adalah Setelah manusia/jin memiliki Iman
dan menjalankan ajranNya (Islam), ternyata Tuhan juga memiliki tuntutan
lain: agar menjaga alam semesta ini dan tidak menghancurkan alam
semesta.
Maka Allah mengajarkn juga agar kita berbuat ihsan
kepada alam semesta raya ini, dimulai berbuat kebaikan dr lingkaran
terkecil dr kehidupan kita sampai batas maksimal yg bisa kita lakukan.
“IMAN, ISLAM dan IHSAN”adalah 3 aspek yang saling menyatu dan tidak
dapat terpisahkan. Karena orang yang berislam dan beriman tetapi tidak
berihsan maka akan mendapatkan laknat Alloh. Dan begitu juga apabila
orang itu berihsan dan berislam tetapi mereka tidak beriman maka akan
mendapatkan kejamnya BalasanNya.
Dari pengertian tersebut IMAN,
ISLAM, dan IHSAN dapat diteliti dengan menggunakan pendekatan filosofis
dan historis. Pendekatan filosofis adalah pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya
terbatas pada pengalaman. Jadi tidak hanya berfokus pada pengalaman
saja. Tetapi juga telaah dari pemikiran-pemikiran sebelumnya. Filsafat
adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan yuniversal
untuk mencari kebenaran. Sedangkan historis adalah ilmu yang di dalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu,
objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu
ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu
terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa
tersebut. Misalnya: mencari kebenaran akan adanya jejak Nabi Muhammad,
Baittullah, dll.
2. Ilmu Kalam itu adalah ilmu yang mempelajari
sgala sesuatu yang berhubungan dengan Allah dan rasul-Nya. perbedaan
pendapat dikalangan ulama-ulama kalam dalam memahami ayat-ayat al-Quran.
Dari perbedaan pendapat inilah lahir aliran Qadaryiah dan Jabariyah.
Aliran Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan
kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan kata
lain manusia mempunya qudrah (kekuatan atas perbuatannya). Sedangkan
Jabariyah berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan
kehendak dalam menentukan perbuatannya. Kalaupun ada kehendak dan
kebebasan yang dimiliki manusia, kehendak dan kebebasan tersebut tidak
memiliki pengaruh apapun, karena yang menentukannya adalah kehendak
Allah semata .
Dalam membahas Ilmu Ushul Fiqh, para ulama tidak
selalu sepakat dalam menetapkan istilah-istilah untuk suatu pengertian
dan dalam menetapkan jalan-jalan yang ditempuh dalam pembahasannya.
Dalam hal ini mereka terbagi menjadi dua aliran, yaitu Aliran
Mutakallimin dan Aliran Hanafiyah.
Aliran filsafat merupakan pemikiran radikal, pemikiran secara rasional untuk mencari kebenaran.
Aliran tasawuf adalah aliran yang rendah hati, jernih pemikiran dari hal-hal yang kotor, tidak berburuk sangka, dll.
Menurut saya, aliran ilmu kalam, aliran fikih, aliran filsafat dan
aliran tasawuf menggunakan pendekatan filosofis, dimana ilmu kalam,
fikih, filsafat, dan tasawuf tidak bisa dijadikan sebagai pengalaman
melainkan dari pemikiran (akal) secara rasional.
Miftahul Oelum nim : 10422044
Soal no 1:
Iman, Islam dan Ihsan merupakan objek kajian yang termasuk dalam
variabel Latent. Maksudnya adalah kajian penelitian tentang iman, islam
dan ihsan merupakan kajian yang masih sangat umum dan tidak dapat
diukur, tetapi objek kajian tersebut memiliki indikasi-indikasi jika
di-breack down menjadi perilaku-perilaku manusianya. Dengan dimikian,
objek kajian tersebut dapat diteliti melalui pendekatan sosialis dan
juga filosofis. Dan dapat dianalisis melalui statistik deskriptif
(menurut penulis)
Muhammad
Zulmiadi islam sebagai agama bisa dilihat dari berbagai demensi sebagai
keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. apa yang diyakini oleh
seorang muslim, boleh jadi sesuai dengan ajaran dan aturan islam, boleh
jadi tidak, dikarenakan proses seseorang mencapai keyakinan
berbeda-beda, dan kemampuan untuk mengakses sumber ajaran juga
berbeda-beda. diantara penganut satu agama bisa terjadi pertentangan
hebat yang disebabkan oleh adanya perbedaan keyakinan. sebagai ajaran,
agama islam merupakan ajaran kebenaran yang sempurna yang datang dari
Tuhan yang Maha Benar. akan tetapi manusia yang pada dasarnya tidak
sempurna tidak akan sanggunp menangkap kebenaran yang sempurna, secara
sempurna. kebenaran bisa didekati dengan akal (masuk akal)l bisa juga
dengan perasaan (rasa kebenaran). kerinduan manusia terhadap kebenaran
ilahinya bagaikan api yang selalu mnuju k atas, seberapa tinggi api
menuju ketinggian dan sebarapa api itu menyala bergantung pada bahan
bakar yang tersedia pada setiap orang, ada orang yang tidak pernah
berhenti mencari kebenaran, ada juga yang tak tahan lama, ada orang yang
kemammpuanya menggapai kebenaran sangat dalam, tetpi ada orang yang
hanya bisa menggapai permukaannya saja.
Moestaqiem Smadavnya Bamburuncing Nama ; MUSTAQIM NIM ; 10422008 1.
dimensi islam, iman, dan ihsan sering dikenal dengan trilogi ajaran
ilahi sebenarnya trilogi tersebutuntuk melihat relevansi nilai-nilai
keagamaan dari iman, Islam dan ihsan itu bagi hidup modern, dengan
mengikuti pembahasan oleh seorang ahli psikologi yang sekaligus seorang
pemeluk Islam yang percaya pada agamanya dan mampu menerangkan
bentuk-bentuk pengalaman keagamaan Islam.pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan Teologis , filosofis dan Historis. 2. aliran kalam;
aliran fikih; aliran filsafat dan tasawuf merupakan aliran yang saling
melengkapi satu sama lain didalam kehidupan praktis-sosial.
misal : Metode Ilmu Kalam
setidaknya kita dapat menunjukkan bahwa pembicaraan kalam itu biasa
menyangkut hal-hal berikut: Konsep Iman, Konsep keesaan Tuhan, Konsep
kehendak Mutlak Tuhan, Konsep Kehendak Bebas Manusia, Konsep Keadilan
Tuhan, Konsep Kasb Manusia, Konsep Meliahat Tuhan di Akhirat, Konsep
Janji dan Anacaman Tuhan, Konsep Urgensi Wahyu, Konsep Statu al-Qur’an
....pendkatan dari beberapa aliaran maka digunakan penelitian kualitatif
karena membahas tentang historis, filosofis serta teologisnya.
Hamdan Fauzi NIM.10422043
Afy Slank safiq achmad(10422060)1.dimensi yang dimaksud adalah
keislaman seseorang yaitu iman islam ihsan, nurcholis madjid menyebutnya
trilogi,islam adalah aku bersaksi tiada tuhan selain allah dan muhammad
adalah utusan allah,mendirikan solat,puasa ramadan,membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji kebaitullah.jadi islam disini adalah amalan
amalan lahiriah....IMAN adalah iman kepada allah,malaikat malaikatnya
rasul rasulnya,hari kiamat dan qadha dan qadar.jadi iman disini adalah
mencakup perkara perkara batiniah.IKHSAN adalah menyembah tuhan dengan
rasa harap dan keinginan,seolah olah qta melihatnya dan kita
sangatsampai kepadanya.
Miftahul Oelum nim : 10422044
Soal No 2:
Ajaran tasawuf atau mistik Islam pada dasarnya merupakan suatu
pengalaman [al-tajribah] spiriual yang bersifat pribadi. Meskipun
demikian, pengalaman ulama yang satu dengan yang lainnya memiliki
kesamaan-kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan yang tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, dalam tasawuf terdapat petunjuk yang
bersifat umum tentang maqamat atau ahwal
Fikih, sebagai nama lain
dari hukum Islam yang senantiasa dinamis dalam perkembangannya, bahkan
hingga saat ini. Para imam mazhab telah berusaha keras berijtihad dalam
memutuskan aturan-aturan dasar dalam mengambil sebuah putusan hukum
[ushul fikih] selain berpegang pada aturan dasar al-Qur’an dan Hadis,
juga senantiasa menyesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat.
Dalam perkembangan hukum Islam, yang dijelaskan di atas, menggambarkan
bahwa para imam mazhab memiliki metode atau cara-cara sendiri-sendiri
dalam merumuskan dan memutuskan suatu persoalan.
Islam diyakini
sebagai agama “rahmatan li al ‘alamin”, tetapi ironisnya para
penganutnya ternyata tidak selamanya bersifat posetif. Salah satu
buktinya adalah peristiwa tahkim, di mana peristiwa ini telah membuat
bencana bagi umat Islam sehingga terpecah, paling tidak menjadi “dua
kelompok besar”. Kelompok pertama adalah pendukung Mauawiyah di
antaranya adalah Amir bin As, sedangkan kelompok Islam kedua adalah
pendukung Ali bin Abi Thalib
Filsafat dan agama berbicara tentang
hal yang sama, yaitu manusia dan dunianya. Apabila agama membawa
kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta Manusia dan dunianya, dan
filsafat dari akal manusia yang selalu diliputi kekurangjelasan dan
ketidakpastian. Adakalanya para agamawan terlibat dan merintis
perkembangan pemikiran filsafat, tetapi sebaliknya adakalanya orang yang
beragama terancam oleh pemikiran para filosof yang kritis dan tajam.
Dalam perspektif filsafat, filsafat dan agama merupakan dua pendekatan
mendasar menuju pada kebenaran. Filsafat yang difahami sebagai sistem
rasional pemahaman [intelektual].
Metode untuk mengkaji
aliran-aliran tersebut dapat melalui pendekatan filosofis dan historis.
Karena setiap aliran dalam islam memiliki maksud tertentu dan juga
memiliki sejarah munculnya juga.
LUKMAN HAKIM ( 10422022 )
1. ISLAM,IMAN SERTA IHSAN MERUPAKAN SEBUAH KOMPONEN
- Islam merupakan agama yang sempurna, yang diturunkan untuk
menyempurnakan agama lain.di dalam dalil di sebutkan ( Sesunguhnya agama
yang di ridhai allah hanyalah islam ) bukan yang lain !!!
- Iman
merupakan dasar pada diri seseorang,yang mengindikasikan adanya sesuatu
yang besar yang menciptakannya serta meyakininya, pada hakikatnya iman
merupakan suatu keyakinan
- Ihsan merupakan sebuah penghayatan
manusia kepada sang pencipta,hal ini biasanya terjadi ketika
shalat,manusia akan merasa dekat dengan tuhan
Hal ini akan
membuat sikap ( murokobah ) seorang manusia akan merasa selalu di pantau
oleh sang pencipta, sehingga akan selalu di jalanyang benar
# Menggunakan pendekatan filosofis,karena ke tiganya aspek yang berkaitan
2. Seluruh aliran tersebut merupakan sebuah bukti bahwa khazanah keilmuan muslimin telah berkembang dan maju
Metode yang digunakan adalah metode flash back,dengan begitu hal hal
yang lama akan menjadi bahan ang akan di kembangkan menjadi lebih
kontemporer
Rabu pukul 22:42 · Suka
Hamdan Fauzi Nama : Abdul saepullah (10422065)
1. Dimensi –dimensi Islam yang dimaksud pada bagian ini adalah
keislaman seseorang, yaitu iman, islam dan ihsan. Nurcholish Madjid
menyebutnya sebagai trilogi ajaran Ilahi.
Dimensi-dimensi Islam
berawal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan
Imam Muslim dimuat dalam masing-masing kitab sahihnya yang menceritakan
dialog antara Nabi Muhammad Saw dan Malaikat Jibril tentang trilogi
ajaran Ilahi
Pendekatan historis (sejarah)
Historis adalah
suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa dengan menggunakan
unsur-unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan perilaku dari
peristiwa tersebut.
Pendekatan historis adalah salah satu upaya
memahami agama dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah
dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai Islam yang berisikan kisah
dan perumpamaan.
Al Quran terdiri dari dua bagian yaitu tentang
konsep-konsep dan kisah sejarah perumpamaan. Dari sejarah perumpamaan
inilah seseorang bisa mengambil hikmah.
2. pendekatan yang
mungkin digunakan unutk meniliti beberapa aliran pemikran tersebut
adalah sosial masyarakat Hal itu dikarenakan perbedaan atau terbentuknya
aliran-aliran tersebut karena pendapat/pemikiran/pandangan mereka akan
suatu hal berbeda. Kajiaan prilaku dan substansional,mengkaji fenomena
yang ada inti dan akal sebagai pendukungnya. Aliran ini muncul menyusul
dari pergolakan internal dikalangan umat Islam sendiri setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW disamping reaksi terhadap pengaruh filsafat Yunani dan
peradaban asing terhadap umat Islam. Dengan perkembangan baru seperti
ini timbullah berbagai perubahan terutama perubahan pemikiran yang
membentuk berbagai mazhab dan aliran tertentu.
Suhe' Suhar Nama : Sharyanto
NIM : 10422047
Iman adalah dimensi dasar dari trilogi ini. Imam al-Bukhori berkata :
“Saya telah bertemu dengan lebih dari seribu ulama dari seluruh penjuru,
dan saya tidak menemui mereka berselisih tentang makna Iman yaitu
perkataan dan amalan yang bertambah dan berkurang“ . Iman ibarat sebuah
pondasi yang berperan penting dalam ketahanan sebuah bangunan. Pondasi
yang dalam dan kuat, dapat dipastikan bangunannya kokoh.
Iman
sendiri merupakan dasar dari sebbuah keyakina seseorang, apabila
keimanan sesorang lemah maka semua yang berkaitan dengan iman juga akan
lemah, oleh karena itu sesorang yang memeluk islam harus memiliki
keyakinan yang kuat, agar tidak terjadi kesesatan dalam menjalaninya.
Dalam agama kita, ada enam elemen-elemen iman yang harus ada pada setiap hati seorang muslim:
1. Iman kepada Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
2. Iman kepada malaikat (dalam arti yang seluas-luasnya)
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
4. Iman kepada utusan-utusan Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
5. Iman kepada hari qiyamat (dalam arti yang seluas-luasnya)
6. Iman bahwa segala yang baik dann yang buruk dari qadla dan qadar
adalah bersumber dari Allah (dalam arti yang seluas-luasnya)
Enam
elemen inilah yang menjadi dasar ajaran semua utusan. Elemen-elemen
inilah yang nantinya menjadi penjaga dalam setiap tindakan seorang
muslim. Orang yang dalam hatinya terdapat enam elemen ini bisa disebut
sebagai mukmin. Sebaliknya orang yang hatinya belum ada enam elemen ini
maka dia bukan mukmin.
Islam.
Islam menurut asal katanya
yang berasal dari bahasa arab yang berarti selamat atau memberikan
keselamatan bagi pengikutnya yang taat. . Sedangkan secara terminologi
Islam mengandung pengertian “Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam
menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak musyrik kepada-Nya.
Hadits di atas juga dijadikan dalil para ulama sehingga sepakat bahwa rukun Islam hanya ada lima.
1. Syahadat (bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah)
2. Shalat (mendirikan shalat lima waktu dalam satu hari satu malam)
3. Zakat (zakat individual dan zakat finansial)
4. Puasa (satu bulan ramadhan penuh setiap tahunnya)
5. Haji (ritual yang hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu menjalankannya)
Maka ada istilah “Iman dan Islam. jika berpisah maka berkumpul, dan
jika berkumpul maka berpisah.” yaitu jika Islam dan Iman berada pada
pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup
juga Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah
mencakup Islam di dalamnya. karena tidak ada orang yang beriman akan
tetapi tidak islam. dan bukan di sebut orang islam jika mengaku islam
akan tetapi tidak beriman, sebagaimana orang munafiq. karena hal seperti
itu tidak menyelamatkan yang bersangkutan dari api neraka.
Adapun Iman dan Islam jika berkumpul, maka setiap satu dari ke duanya
memiliki makna masing-masing. dalam hal ini Iman tidak mencakup Islam
dan juga sebaliknya.
Ihsan
Ihsan berasal dari kata
حَسُنَ yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya
adalah اِحْسَانْ, yang artinya kebaikan.
(al-Isra’:7)……إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
(al-Qashas:77)……وَأَحسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيكَۖ
Dalam konsep ibadah orang yang mencapai tingkatan ihsan, mereka
melakukan segala aktifitas dengan keyakinan “beribdahlah seakan-akan
kamu melihat Allah SWT, apabila engkau blum mampu maka sesungguhnya
Allah SWT melihatmu. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa setiap orang
yang sudah mencapai tingkatan ihsan maka setiap apa yang dia lakukan
selalu mendapatkan bimbingan dari yang maha kuasa.
Ihsan adalah
puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba
Allah swt. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan
dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target
ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi
terhormat dimata Allah swt. Rasulullah saw. pun sangat menaruh perhatian
akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu
hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.
Ketiga inti ajaran inilah yang menjadi sebuah kesempurnaan dalam hidup
seorang muslim. Muslim yang selalu beriman akan mendapat ketenangan
dalam hatinya, muslim yang menjaga rukun islam akan selalu dekat dengan
tuhannya dan muslim yang selalu berihsan akan selalu baik dalam hubungan
dengan lingkungannya.
Ajaran tasawuf, merupakan puncak dari
keimanan sesorang kepada sang robb, sesorang dalam pencapaian tingkat
tasawuf harus sudah mempersiapkan diri dari batin dan lahiriah, karena
untuk mencapai tingkatan tasawuf sesorang harus mempunyai kebersihan
hati dan jiwa dalam diri orang tersebut. Sehingga orang yang mendalaimi
tasawuf harus memang sudah siap lahir batin.
Sedangkan aliran
filsafat lebih cenmderung kepada tingkat keilmuan untuk mencapai tujuan
yaitu pembuktian sebuah sesuatu yang diragukan, sehingga kajian filsafat
cukup luas hingga mencangkup agama yang ada di dunia ini. Filsafat
lebih berkembang ke akal pikiran manusia yang selalu diliputi dengan
kekurangjelasan dan ketidak pastian dari sesuatu yang mereka pikirkan.
Metode untuk mengkaji aliran-aliran tersebut dapat melalui pendekatan
filosofis dan historis. Karena setiap aliran dalam islam memiliki maksud
tertentu dan juga memiliki sejarah munculnya juga.
Afy Slank safiq achmad (10422060) 2. A.aliran kalam.agama islam yang
diyakini sebagai agama rahmatallil alami ternyata tidak selamanya
bersifat positif.aliran ini membahas tentang ketuhanan.B. aliran tasawuf
orang yang mensucikan diri dihadapan allah
Ardiansyah Ktg Moh Tri Hardiansyah.s
10422018
No 1..
Aspek atau cra untuk mlihat suatu prmaslhan pada pandangn atau
kpercayaan dri klompok atau seseorang terhdap islam.pembahasan secara
berurutan pengertian islam,iman,dan ihsan dilakukan tanpa harus di
pahami sebagai pembuatan kategori diisyaratkan melainkan karena untuk
keprluan memudhkan pendekatan analisis...
No 2..
Ilmu
kalam,filsafat,tasawuf adalah ilmu yang di lahirkan dri persentuhan umat
islam dengan berbagai mslah sosiokultural yang di hdapi oleh masyarkat
sedang berkmbang kala itu mencari dan mmperthankan kbenaran.ilmu kalam
dengan metode brusha mencri kbenaran tentang Tuhan yg berkaitan
dngannya,filsafat dengan wtak sndri pula,brusha mnghampri kbenaran baik
tentang alam maupun manusia ataupun tentang Tuhan smentra tasawuf dngan
metode yg tipikai brusha mnghampri kbenaran yg berkaitan dngan prjlanan
spiritual menuju Tuhan.
Yeye Ndut NAMA:KHOIRU AKHSANI PUTRI (10422059)
Epha Aziezah KHOIRU AKSANI PUTRI (10422059)
Dimensi Islam terbagi dalam Islam, Iman dan Ihsan. Dimensi pemikiran
Islam yaitu aspek atau cara untuk melihat suatu permasalahan pada
pandangan atau kepercayaan dari kelompok atau seseorang terhadap Islam.
“Islam adalah ...Lihat Selengkapnya
Kamis pukul 8:16 melalui seluler · Suka
Najib Darmawan NAJIB DARMAWAN (10422028)
1. Iman ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur dengan syak dan ragu, serta memberi pengaruh
terhadap pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.
Islam adalah pengak...Lihat Selengkapnya
Kamis pukul 9:49 · Suka
Abdul Gani iman adalah meyakini dan mempercayai akan Allah beserta
malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,rasul-rasulNya, hari akhir, dan
qadar yang serta qadar yan buruk dari-Nya
iman itu bukan hanya dengan ucapan akan tetapi juga membenarkan dengan hati serta mel...Lihat Selengkapnya