MAKALAH
DEFINISI FILSAFAT DARI BANYAK TOKOH
Oleh : Aziz mudakir
NIM : 10422053
MK : FILSAFAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PENGERTIAN FILSAFAT
Hatta mengungungkapkan pengertian filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu. Nanti bila banyak orang telah membaca atau mempelajari filsafat, orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut konotasi filsafat yang dilengkapnya. Lengeveld juga berpendapat seperti itu dan makin dalam ia berfilsafat, akan makin mengerti ia apa filsafat itu.
Poerdjowijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat bersal dari kata bahasa Arab yang berhubungan rapat dengan kata yunani. Kata yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa yunani kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari atas philo artinya cinta dalam arti luas, yaitu ingin da oleh karena itu lalu berusaha mencaai apa yang diinginkannya, dan sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, cinta pada kebijakan
Hasbullah bakry (1971 :11) mengatakan bahwa filsafat sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana seharusnya manusia itu setelah mengetahui pengetahuan itu.
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah ilmu yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat ialah ilmu yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika , logika, retorika, ekonomi, folitik dan estetika.
AL-Farabi mendefinisikan filsafat ialah pengetahuan alam ujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Phytagoras orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat, memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurutnya manusia yang paling tinggi ialah pecinta kebijakan, lover of wisdom, sedangka yang dimaksud wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan. Ia menbagi tingkatan manusia menjadi tiga , lover of wisdom, lover of success and lover of fleasure. (mayer ; 1950:26)
Immanuael Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang pokok pengkal segala pengetahuan yang terdapat di dalamnya :
-apa yang dapat diketahui? Jawabannya : metafisika
-apa yang seharusnya diketahui ? jawabannya : etika
-sampai dimana harapan kita ? jawabannya : agama
- apa itu manusia ? jawabannya : antropologi
Bertran Russel mendefinisikan filsafat sebagai attempt to answer ultimate question criticelly (park; 1960 :3) Pengertian filsafat bekembang dari masa ke masa , pada fase ini filsafat juga berarti sebagai kerja seseorang yang ingin tau cinta kebijakan, jadi yang pertama sebagai sifat yang kedua sebagai kerja.
Pengertian pilsafat sering berbeda disebabkan oleh perbadaan konotasi filsafat, dan terakhir ini dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan dan pandangan hidup serta perkembangan filsafat itu sendiri.
YANG MENDORONG ATIMBULNYA FILSAFAT
Hatta dalam bukunya , Alam pikiran Yunani (1966; 1:1-3) menulis sebagai berikut.
“Tiap bangsa apapun biadabnya, mempunyai dongeng takhayul. Ada yang terjadi dari kisah perintang hari, keluar dari mulut orang yang suka bercerita. Ada yang terjadi menakut-nakuti anak. Adapula yang terjadi dari kejadian alam yang menjadi pangkal heran dan takut.dari itu orang menyangka bahwa alam ini penuh dewa-dewa. Lama-kelamaan timbul berbagai fantasi. Dengan fantasi itu manusia dapat menyatukan ruhnya dengan alam sekitarnya. Orang yang membuat fantasi itu tidak ingin menjelaskan kebenaran fantasinya, karena kesenangan ruhnya terletak pada fantasinya itu. Tetapi kemudian ada orang yang ingin mengetahui lebih jauh. Diantaranya ada orang yang tidak percaya, ada yang bersifat kritis, lama-kelamaan timbul keinginan pada kebenaran.
Orang-orang Grik dahulunya mempunyai dongeng-dongeng dan takhayul. Tetapi yang ajaib pada mereka inilah bahwa angan-angan yang indah itu menjadi dasar untuk mengetahui semata-mata untuk tahu saja.tidak mengharapkan untung dari itu, berharapan dengan alam yang indah dan luas, yang sangat bagus dan ajaib pada malam hari, timbul di hati mereka hendak ingin mengetahui rahasia alam itu. Lalu timbul pertanyaan di dalam hati mereka, dari mana datangnya malam ini, bagaimana terjadinya, bagaimana kamajuannya dan ke mana sampainya. Demikianlah selama bertus tahun alam ini menjadi pertanyaan yang memikat perhatian ahli-ahli pikir Grik”.
Dari kutipan panjang ini dapat diambil dua kesimpulan. Pertama dongeng dan takhayaul dapat menimbulkan filsafat. Diantara orang-orang ada yangtidak percaya begitu saja, ia kritis ingin mengetahui kebenaran dongeng itu, dari situ timbul filsafat. Kedua, keindahan alam besar terutama pada malam hari, menimbulka keinginan pada orang Grik untuk mengetahui rahasia alam itu, keinginan rahasia alam berupa rumusan-rumusan pertanyaan, ini juga menimbulkan filsafat.
Beerling (1966;8) mengataka bahwa orang-orang Yunani mula-mula sekali berfilsafat di Barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban menyaksikan keindahan dan rahasia alam semesta ini lantas menimbulkan keinginan mengetahuinya. Plato mengatakan bahwa filsafat dimulai dari ketakjuban, sikap heran atau takjub itu akan lahir dari bertanya. Pertanyaan itu memerlukan jawaban. Jawaban itu di pertanyakan lagi karena ia selalu sangsi pada kebenarannya yang ditemukannya. Patrick (muleder 1966; 44-45) megatakan, manakala kebenaran mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi sistematis, mereka menjadi filosof. Sartre (Beerling 1996; 8) mengatakan, bahwa kesadaran manusia bertanya sebenar-benarnya. Pada pertanyaan itulah manusia pada kesadarannya yang sebenar-benarnya.
Akan tetapi, hendaknya perlu segera dicatat bawha pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat bukalah pertanyaan yang sembarangan. Pertanyaan yang dangkal seperti “apa rasa gula ?” dapat dijawab oleh lidah; pertanyaan “pada tahun berapa tanaman kopi berbuah “ tidak akan menimbulkan filsafat. Riset dapat menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan yang dalam yang ultimate, yang bobotnya berat, itulah yang akan menimbulkan filsafat bila diberikan secara serius. Cobalah jawab pertanyaan Thales, katanya “what is the nature of the word stuff? “ apa sebenarnya bahan alam semesta ini ? indra tidak dapat menjawabnya. Thales mejawab, air. Jawaban itu sunggu belum memuaskan, tetapi ia mendasari jawabanya dengan dasar yang lumayan. katanya “what is the basic prinsiple of the univers” (Mayer; 18). Prinsip dasar alam semesta adalah air, karena air dapat merubah berbagai ujud. Ya, alasan yang lumayan, bayak juga filosof yang mengemukakan yang lumayan. Ada yang dari tanah, air, udara, api, ada yang dari apeiron yang cirinya sama dengan tuhan. Jadi pertanaan itulah yang menimbulkan filsafat.
Pada zaman modern ini timbul pertanyaan adalah kesangsian. Apa sengsi itu? Sangsi itu setingkat dibawah percaya dan setingkat di atas tak percaya. Bila manusia menghadapi pernyataan, ia mungkin percaya, dan ia mungkin tidak percaya. Akan tetapi mungkin juga ia percaya tidak dan tidak percaya juga tidak. Inilah sangsi, pada sikap percaya dan tidak, pikiran tidak berja tidak ada problem. Akan tetapi bila ia percaya tidak dan tidak peraya tidak, pikirannya akan bekerja, bekrja akan sampai percaya atau tidak percaya. Selama ada tanda tanya dalam pikiranya, jalan pikiran itu membentur-bentur. Bagi filosof pertanyaan itu menggelisahkan, merintangi, mengganggu. Pertanyaan yang membentur dalam pikiran itu dalam bahasa Yunani disebut problem yang menunjukkan sesuatu yang di taruh di depan, merintangi perjalan kita, harus disingkiran agar tidak membentur kaki (lihat; Beerling ;1966;10).
Sangsi penimbulan pertanyaan. Pertanyan menyebebkan pikirn bekrja. Pikiran bekrja menimbulan filsafat. Jadi ingin tahu itulah pada ddasarnya penyebab tibulnya pertanyaan. Ingin tahu ini dahulunya disebabkan oleh dongeng dan keheranan pada kebesaran alam; pada zaman modern ingin tahu timbul karena sangsi. Lantas ingin kepastian. Ingin tahu muncul dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan menimbulkan filsafat. Kalau begitu mengapa ada orang yang kurang senang pada orang yang senang bertanya, bertanya tentang dirinya, tentang Tuhan, tentang pengangguran, tentang fungsi DPR , tentang hak-hak rakyat kecil, dan sebagainya.
PANDANGAN PRIBADI TENTANG APA YANG MENDORONG SEORANG UNTUK BERFILSAFATMenurut perspektif saya ada hal mendorong manusia untuk barfilsafat mencari kebenaran itu ada banyak hal. Pertama, seseorang tentu memiliki mata yang bisa melihat, memiliki telinga yang bisa mendengar, memiliki hati yang bisa merasakan. Dari ketiga tersebut, manusia akan berpikir dari banyak kejadian disekitarnya, kemudian dari hal tersebut ia akan merasakan ketidakpahaman kejadian-kejadian yang sifatnya abstrak. Sehingga manusia akan mencari jawaban tersebut yang sangat memuaskan. Jadi adanya hal yang membuat manusia bertanya-tanya atau hal yang belum jalas itu juga karena manusia pada fitrahnya adalah bertauhid, artinya sudah memiliki tuhan. Seperti kisahnya Nabi Ibrahim AS, ketika itu orang-orang disekelilingnya secara religius menyembah berhala atau patung Lata, Uja dan Marwa. Dari hal tersebut membuat Nabi Ibrahim berpikir sesuatu yang tidak logis, karena orang-orang disekelilingnya menyembah patung untuk meminta peretolongan, ketentraman, kenyamanan, dan kesejahtraan. Yang mana patung tersebut dibuat oleh manusia sendiri lalu dijual kepada masyarakat yang mempercayainya. Dan kemudian Nabi menghancurkan patung-patung tersebut dan menyisakan patung yang paling besar kemudian kapak yang ia pegang diletakkan pada patung yang besar tersebut. Apa yang dilakukan nabi membuat penganutnya marah dan mereka tahu bahwa perbuatan tersebut adalah ulahnya Nabi Ibrahim. Tetapi Nabi mempunyai alasan yang berfilsafat, seperti apa yang dikatakannya; apakan kalian tidak melihat bahwa patung yang besar itu yang memegang kapaknya ? mungkin patung itu yang menghancurkannya!. Mereka menjawab; “tidak mungkin patung tersebut yang menghancurkannya, itukan banda mati!, Nabi mejawab kembali “lantas kanapa kalian menyemah patung-patung yang kalian tahu bahwa benda-benda itu mati?, dan benda-benda itu tidak akan memberi kemaslahatan dan kemudharatan pada kita”.
Dari perdebatan antara Nabi Ibrahim dan Masyarakat tersebut memberikan kontribusi atau kesimpulan bahwa ada hal yang tidak masuk akal dan membuat manusia berpikir untuk mencari kebenaran yang utuh dan tida lagi ada hal-hal yang membingungkan.