A. LAFADZ ‘AM
1) Pengertian ‘Am
‘Am menurut bahasa, artinya merata atau yang umum. Sedangkan menurut istilah ialah:
اللفظُ المسـتفـرقُ لِـجَمِيْـعِ ماَ يَـصْـلُحُ لَهُ بِـحَسَبِ وَضْعٍ واَ حِـدٍ دَفْعَةً
Lafadz yang meliputi pengertian umum terhadap semua yang termasuk dalam pengertian lafadz itu, dengan hanya disebut sekaligus.
Dengan pengertian lain , al-‘am I ialah suatu perkataan yang memberi pengertian umum dan meliputi segala sesuatu yang terkandung dalam perkataan itu dengan tidak terbatas, misalnya : Al-insan yang berarti manusia. Perkataan ini mempunyai pengertian umum . Jadi , semua manusia termasuk dalam tujuan perkataan ini, sekali mengucapkan lafadz al-insan berarti meliputi jenis manusia seluruhnya.
Dapat dimengerti keumuman itu menjadi sifat yang pengertiannya mencakup segala yang dapat dimasukkan ke dalam konotasi lafadz. Sedangkan lafadz yang hanya menunjukkan beberapa orang, seperti rijalun tidak termasuk lafadz umum
1) Jenis-jenis ‘Am
Lafadz ‘am mempunyai beberapa bentuk, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Lafadz kullun, jami’un, kaffah ( artinya seluruhnya ). Masing-masing lafadz tersebut meliputi segala yang menjadi mudlof ilaih dari lafadz-lafadz itu, misalnya:
• kullun: (QS. Ali- Imran : 195)
كـلُّ نَـفْسٍ ذاَ ءِـقَةُ الْمَوْ تِ
Tiap-tiap orang-orang yang berjiwa , akan merasakan mati
• jami’un
هُوَ الَّـذِ ي خَـلَقَ لَكُمْ ماَ فىِ الاَ رْ ضِ جَـمِيْعاً ( البقرة 29)
Dialah Allah yang menjadikan bagimu apa-apa yang ada di bumi, semuanya
• Ma’syar
ياَ مَعْشَرَ الجِـنِّ والا نْسِ أَ لَمْ يَأ تِكُمْ رُ سُلاً مِنْكُمْ ... ( الا نعام 130)
Hai golongan jin dan manusia , apakah tidak pernah datang kepadamu Rasul-rasul dari golonganmu sendiri
• kaffah
وماَ أَ رْ سَلْناَ كَ الاَّ كاَ فَّةً للناس ( سـبأ : 28)
Dan kami tidak mengutusmu melainkan kepada manusia semuanya
b) Isim istifham ialah man ( siapa) , ma (apa), aina, ayyun (dimana), dan mata (kapan), misalnya:
• man (siapa)
مَنْ ذاَ الَّذى يُـقْرِ ضُ اللَّهُ قَرْضاً حَـسَناً ( البقرة 248)
Siapakah yang mau berpiutang kepada Allah dengan piutang yang baik ? ( QS.Al-Baqarah:248)
• ma ( apa saja )
ماَ سَلَكَـكمْ فىِ سَقَر ( المد ثر: 42)
Apa sebab kamu masuk neraka
• ayyun ( siapakah )
أَيُّكُمْ يأْ تِـيْنى بِعَرْشِهاَ قَبْلَ أَ نْ يَأْ تُوْ نِي مُسْلِمِيْنَ ( النمل: 38)
Siapakah di antara kamu yang bisa membawa kursi tahta kerajaannya ( Bulqis ) di hadapanku sebelum mereka datang menyerahkan diri kepadaku “ (QS.An-naml:38)
• mata ( kapan )
مَـتى نَصْرُ اللّهِ اَلآ اِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيْبٌ ( البقرة 215)
Kapan datangnya pertolongan Allah ? ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat ( QS.Al-Baqarah: 215)
• aina ( di mana ) أَيْنَ مَسْكَنُكَ ؟
Di manakah tempat tinggalmu?
c. Isim isyarat, seperti man ( barang siapa) , ma ( apa saja ), dan ayyun (yang mana saja )
d. Man ( barang siapa )
مَنْ يَعْمَلْ سُوْ أً يُجْزَ بِهِ ( النساء : 123)
Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.(QS.Annisa’:123)
e. Ma ( apa saja )
ماَ تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ اِ لَيْكُمْ وَ أَ نْتُمْ لاَ تُـظْـلَمُوْنَ ( البقرة : 272)
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya kamu diberi pahalanya dengan cukup dan sedikit pun kamu tidak dianiaya
d) Isim mufrad yang makrifat dengan alif lam (al) atau idlofah
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS.Al-Baqarah:275)
e) Jama’ yang ditakrifkan ( makrifat ) dengan alim lam atau dengan idlofah
f. Ma’rifat dengan alim lam (al)ان الله يحب المقسطِين
g. Ma’rifat dengan idlofah,seperti lafad ummahatukum pada ayat ini
• Isim nakirah yang terletak sesudah nafi
ماَ رَ أ يْتُ رَ جُلاً
• Isim mausul ( alladzi, alladzina, allatii, maa dsb )
LAFADZ ‘AM DAPAT DIBAGI MENJADI TIGA MACAM :
1). Lafadz umum yang tidak mungkin ditakhsiskan , seperti dalam firman Allah berikut ini (QS Hud.6)
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya
Kedua ayat di atas menerangkan sunnatullah yang berlaku bagi setiap makhluk karena dilalahnya qath’I yang tidak menerima tkhsis
2) lafad umum yang dimaksudkan khusus, karena adanya bukti tentang kekhususannya, seperti dalam firman Allah:
3) lafad umum yang khusus seperti lafad umum yang tidak ditemui tanda yang menunjukkan ditakhsis seperti dalam firman Allah:
Dalam uraian yang dikemukakan di atas diterangkan bahwa Al-Qur’an dapat ditakhsiskan dengan Al-Qur’an seperti dalam firman Allah :
Ayat ini bersifat umum, yakni siapa saja yang menuduh orang yang berbuat zina , apakah istri atau bukan istrinya, dihukum delapan puluh kali dera. Namun , ditemui dalil lain yang menjadi takhsisnya ialah mengecualikan kalau yang dituduh itu istrinya sendiri dalam ayat yang berbunyi:
Al-Qur’an dapat juga ditakhsiskan dengan hadist ,mutawatir, seperti ayat yang berbicara tentang hukuman pencurian yang diterangkan dalam surat Al-maidah :38 dikenakan kepada setiap pencuri tanpa memperhatikan jumlah barang yang dicurinya. Namun , ditemukan hadisnya memberikan takhsis dari keumumannya ayat itu ialah hadis yang berbunyi:
... ا قطـعوا فى ر بع د يـنا رٍ ولاَ تَـقْطعوا فِيْماَ أ دْنىَ ذ لِكَ
( رواه أ حمد عن عا ءشةَ )
DILALAH DAN PENGAMALAN ‚AM
اذا و رد العا مُ على سـببِ خاصِّ فا العبرةُ بعموم اللفظِ لا بِخُصُوص السبب
apabila ‘am datang karena sebab khas, maka yang dianggap adalah umumnya lafadz, bukan khususnya sebab.
Contoh: khitob yang ditujukan kepada seorang sama dengan lebih dari seorang. Misal hadis berikut ini:
قد أ نكحتُكَها بما معكَ من القر انِ ( رواه البخارى ومسلم)
Aku telah menikahkan kamu kepadanya ( wanita itu ) dengan mahar Al-Qur’an, artinya dengan mahar mengajar
KAIDAH-KAIDAH LAIN ( ‚AM )
ما من عا مٍ الاَّ خُـصّصَ
العملُ با العام قبلَ البحث عن المخصص لا يجوزُ
العام بعد التخصيص حجةٌ فى الباقى
الحكم يدور مع علته و جوداً و عد ماً